Kamis 30 Jul 2020 18:07 WIB

11 Karyawan Positif Covid-19, ACT Tutup Kantor

ACT berkomitmen tetap memberikan layanan terbaik bagi masyarakat

Rep: Rossi Handayani/ Red: Gita Amanda
ACT Aksi Cepat Tanggap menutup sementara kantor pusat karena ada 11 karyawan positif Covid-19.
Foto: act
ACT Aksi Cepat Tanggap menutup sementara kantor pusat karena ada 11 karyawan positif Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam memberikan layanan terbaik bagi jutaan umat di masa pandemi ini, keluarga besar Aksi Cepat Tanggap (ACT) tidak luput dari ujian. Seiring dengan meningkatnya angka kasus positif Covid-19 di Indonesia, saat ini 11 personel di kantor pusat ACT dan satu anggota keluarga personel dinyatakan positif terpapar Covid-19 setelah melakukan swab test.

"Setelah 11 personel ACT dan satu anggota keluarga dinyatakan terpapar Covid-19, kami berkoordinasi dengan Gugus Tugas Covid-19 Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Maka, ACT mengambil kebijakan untuk menutup sementara aktivitas kantor pusat ACT di Menara 165, Jakarta Selatan, untuk maslahat yang lebih besar," kata Presiden Aksi Cepat Tanggap, Ibnu Khajar, dalam keterangan tertulisnya kepada Republika, Kamis (30/7).

 

Penanganan sesuai protokol Covid-19 telah dilakukan, termasuk melaporkan kondisi ini ke ke Gugus Tugas Covid-19 Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Para personel tersebut langsung ditangani oleh tim dokter khusus, diberikan penanganan medis intensif, dan dukungan nutrisi optimal dalam proses isolasi mandiri sesuai protokol yang ada. Perkembangan kesehatan mereka semakin baik hingga hari ini. 

 

Penutupan kantor pusat ini dimulai sejak Jumat (31/7) hingga Ahad (2/8). Kantor pusat ACT akan beraktivitas kembali pada Senin (3/8) mendatang. Namun, ACT berkomitmen tetap memberikan layanan terbaik bagi masyarakat, baik di bidang kemanusiaan maupun dalam penyelenggaraan Idul Adha melalui dukungan 43 kantor cabang ACT dan optimalisasi layanan online.

 

"Dengan segala kerendahan hati, kami mohon kesediaan sahabat-sahabat dermawan untuk mendoakan mereka agar kembali sehat wal afiat. Serta bagi ribuan relawan dan ratusan karyawan lainnya dijaga Allah Subhanahu Wa Ta’ala agar tetap dalam kondisi prima, agar mampu optimal bekerja dalam berbagai misi kemanusiaan nasional dan global," kata Ibnu. 

 

Pandemi ini sudah berlangsung selama lima bulan di Indonesia. Tidak hanya menyerang di aspek kesehatan saja, Covid-19 juga melumpuhkan sendi ekonomi bangsa. Luasnya dampak multidimensi dari wabah tersebut menggerakkan ACT untuk berada di lini terdepan melayani jutaan masyarakat Indonesia dan dunia yang terdampak. 

 

Dari Maret hingga akhir Juli ini, tercatat sekitar 250 ribu aksi kemanusiaan dilakukan dan menjangkau 26 provinsi di Indonesia dan lima negara terdampak krisis kemanusiaan. Aksi tersebut meliputi layanan kesehatan dan disinfeksi, rangkaian program pemenuhan kebutuhan pangan, hingga pemberdayaan bagi masyarakat yang terkena dampak sosial ekonomi dari pandemi. 

 

Aksi ini melibatkan ratusan ribu dermawan, puluhan ribu relawan, dan ratusan karyawan di 43 kantor cabang ACT di 34 provinsi, dengan menaati peraturan pemerintah dalam menjalankan protokol penanganan Covid-19.

 

"Selama lima bulan terakhir ini, pandemi kian menggerogoti sektor medis dan ekonomi umat. Dampaknya sangat signifikan. Oleh karenanya kami terus berjuang membersamai perjuangan tim medis di garda terdepan hingga mendampingi masyarakat prasejahtera yang terdampak langsung resesi ekonomi akibat wabah corona. Kami gerakkan kepedulian masyarakat dan menyalurkannya melalui pendistribusian pangan hingga pemberdayaan usaha ultra mikro," ucap Ibnu.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement