Jumat 31 Jul 2020 10:32 WIB

Aktivitas Pabrik China Alami Akselerasi pada Juli

Indeks Pembelian Manajer China naik menjadi 51,1 pada Juli.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Aktivitas petugas di Pelabuhan Qingdao, Provinsi Shandong, China, beberapa waktu lalu. Aktivitas pabrik China mencatatkan ekspansi pada Juli untuk bulan kelima berturut-turut, bahkan dengan laju lebih cepat.
Foto: Chinatopix via AP
Aktivitas petugas di Pelabuhan Qingdao, Provinsi Shandong, China, beberapa waktu lalu. Aktivitas pabrik China mencatatkan ekspansi pada Juli untuk bulan kelima berturut-turut, bahkan dengan laju lebih cepat.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Aktivitas pabrik China mencatatkan ekspansi pada Juli untuk bulan kelima berturut-turut, bahkan dengan laju lebih cepat. Pertumbuhan terjadi meskipun ada gangguan akibat banjir dan munculnya gelombang kedua Covid-19 di seluruh dunia.

Seperti dilansir Reuters, Jumat (31/7), Indeks Pembelian Manajer (Purchasing Manager’s Index/PMI) manufaktur resmi naik menjadi 51,1 pada Juli, dari 50,9 pada Juni. Ini menjadi tingkat tertinggi sejak Maret. Realisasi PMI mengalahkan ekspektasi analis yang memprediksi pelambatan ke level 50,7.

Sebagian besar China telah berhasil pulih dari lockdown ketat yang telah menyebabkan kelumpuhan ekonomi selama berminggu-minggu. Tapi, China masih harus berjuang melawan kembalinya virus corona yang paling agresif dalam beberapa bulan terakhir, didorong oleh infeksi di wilayah barat Xinjiang dan timur laut.

Pesanan ekspor baru masih turun, namun dalam kecepatan yang lebih lambat dibandingkan bulan sebelumnya, menunjukkan tekanan lanjut terhadap permintaan eksternal. Perusahaan terus memangkas lebih banyak karyawan dibandingkan yang mereka pekerjakan, meskipun juga lebih moderat. Sedangkan, produksi naik ke level tertinggi pada empat bulan.

Sebuah jajak pendapat Reuters pada bulan ini memperkirakan, Produk Domestik Bruto (PDB) China akan meningkat 2,2 persen pada 2020. Nilai tersebut naik dari 1,8 persen yang diproyeksikan dalam polling terakhir pada April. Optimisme dikarenakan adanya perbaikan ekonomi yang ditunjukkan beberapa data.

Indeks manufaktur dari sisi perdagangan hingga harga produsen semuanya mengarah pada tren kenaikan. Tapi, analis mengatakan, pabrik bisa memiliki waktu yang sulit mempertahankan momentum ini seiring banjir besar di kota-kota China yang mengganggu aktivitas ekonomi.

Impor pada Juni naik untuk pertama kalinya sejak krisis kesehatan menghantam ekonomi. Ini seiring dengan stimulus pemerintah yang memicu permintaan komoditas. Sementara itu, ekspor yang didominasi barang-barang medis, juga naik sebagai tanda pemulihan .

Keuntungan di perusahaan industri besar China juga naik pada laju tercepat dalam lebih dari setahun. Keringanan ongkos produksi dan peningkatan permintaan menjadi penyebabnya.

Tapi, dampak dari pandemi global masih terasa. Pandemi menyebabkan pabrik beroperasi di bawah kapasitas di tengah permintaan yang melambat. Harga pabrik Juni turun secara tahunan untuk bulan kelima berturut-turut, namun pada tingkat yang lebih lambat dari proyeksi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement