Senin 14 Apr 2025 17:56 WIB

Menhan AS Pete Hegseth Tebar Narasi Memojokkan China, Respons Beijing Menohok

China mempertanyakan kebijakan AS yang meresahkan dunia.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Erdy Nasrul
Menhan Amerika Pete Hegseth dan Jubir Kemenlu China Lin Jian
Foto: Erdy Nasrul/Republika
Menhan Amerika Pete Hegseth dan Jubir Kemenlu China Lin Jian

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Ketegangan antara Amerika dan China semakin memanas. Pejabat Amerika terang-terangan menebar narasi anti-china di hadapan utusan banyak negara.  

Kementerian Luar Negeri China, melalui juru bicaranya, menanggapi pernyataan terbaru Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth pada konferensi Keamanan Amerika Tengah 2025 di Kota Panama, di mana ia menyerang Beijing dan menggambarkannya sebagai "ancaman Tiongkok."

Baca Juga

Dalam pernyataannya, Hegseth menyerang militer China dan perusahaan-perusahaan yang didanai Tiongkok, dan menyatakan bahwa Amerika Serikat harus secara efektif mengekang apa yang disebutnya "ancaman China di Belahan Barat" dan mencegah "pecahnya perang."

Menanggapi pernyataan Hegseth yang menyinggung, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Senin bahwa pernyataan tersebut "penuh dengan bias ideologis dan mentalitas Perang Dingin," dan menambahkan bahwa pernyataan tersebut adalah "kebohongan dan kekeliruan belaka."

Juru bicara China mengajukan serangkaian pertanyaan yang ditujukan kepada Amerika Serikat, dengan mengatakan, "Siapa yang menganggap Amerika Latin dan Karibia sebagai halaman belakang mereka dan mengikuti Doktrin Monroe yang baru?" Ia menambahkan, "Siapa yang mencampuri urusan dalam negeri negara-negara Amerika Latin dan Karibia? Siapa yang menggunakan tarif untuk memaksa negara-negara Amerika Latin dan Karibia?"

Ia melanjutkan, "Siapa yang melakukan operasi penyadapan dan pengawasan yang luas di seluruh dunia? Siapa yang memiliki pangkalan militer di seluruh Belahan Bumi Barat? Siapa yang mengizinkan masuknya senjata ringan, senjata kecil, dan amunisi ke zona damai di Amerika Latin?" Ia menekankan bahwa "dunia melihat hal ini dengan sangat jelas." Menunjukkan bahwa Amerika Serikat adalah pihak yang melakukan semua ini.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement