REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- China memutuskan akan mengirim personel ke Hong Kong, Jumat (31/7). Langkah itu dilakukan untuk membantu dalam pengujian virus corona dan pembangunan pusat perawatan.
Kantor Urusan Hong Kong dan Makau mengatakan, bantuan akan dikirim ke Hong Kong atas permintaan pemerintah kota. Personel akan membantu dalam pengujian dan penyaringan skala besar dalam pendataan infeksi dengan cepat.
Penurunan petugas dari Daratan pun dilakukan dalam upaya membantu mempercepat pembangunan fasilitas isolasi dan perawatan sementara. Hal itu mempertimbangkan dengan penambahan jumlah kasus yang terus meningkat.
Hong Kong telah melaporkan total 3.273 infeksi dan 27 kematian sejak awal pandemi virus corona. Infeksi tersebut meningkat lebih dari dua kali lipat sejak 1 Juli.
Kota itu telah memperketat langkah-langkah beraktivitas agar penyebaran virus dapat tertahan. Pemerintah kota telah menerapkan jarak sosial, larangan makan di restoran dari pukul 18.00, dan membatasi pertemuan publik untuk dua orang.
Sedangkan, China telah memperketat pembatasan perjalanan di ibu kota wilayah Xinjiang. Orang yang tiba di Urumqi dari daerah yang dianggap memiliki risiko infeksi tinggi harus menjalani karantina dua minggu.
Sedangkan bagi seseorang yang datang dari daerah yang tidak berisiko virus corona perlu menunjukkan bukti kesehatan yang menyatakan terbebas dari Covid-19. Warga secara prinsip harus tinggal di kota atau menunjukkan bukti kesehatan untuk diizinkan pergi.