Ahad 02 Aug 2020 22:56 WIB

Penyuluh BPP KostraTani Sosialisasi Pupuk Berimbang

Sosialisasi pupuk berimbang dilakukan usai Pemerintah salurkan 362 perangkat uji

Petani memupuk tanaman padinya yang berumur 15 hari di Garon, Balerejo, Kabupaten Madiun (ilustrasi). Sosialisasi pupuk berimbang dilakukan usai Pemerintah salurkan 362 perangkat uji
Foto: Antara/Siswowidodo
Petani memupuk tanaman padinya yang berumur 15 hari di Garon, Balerejo, Kabupaten Madiun (ilustrasi). Sosialisasi pupuk berimbang dilakukan usai Pemerintah salurkan 362 perangkat uji

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Pertanian menyalurkan 687 unit Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS), 37 unit Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR), dan 362 unit Perangkat Uji Pupuk (PUP). Penyaluran perangkat uji ke dinas pertanian di 67 kabupaten rencananya untuk digunakan 362 Balai Penyuluhan Pertanian (BPP).

Tujuannya, digunakan penyuluh untuk merekomendasikan penggunaan pupuk tepat guna sehingga biaya produksi dapat dihemat dan keseimbangan kesuburan lahan dapat terjaga dengan baik. sesuai kondisi kesuburan lahan pertanian.

Penyaluran tersebut merupakan upaya mendorong dan sosialisasi pemupukan berimbang dari Program Integrasi Partisipasi Pertanian dan Manajemen Irigasi atau dikenal sebagai Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Project (IPDMIP).

Hal itu sejalan dengan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo yang menjamin ketersediaan pupuk bersubsidi di tengah pandemi Covid-19, seraya mendorong penerapan pupuk berimbang melalui pengawasan ketat alokasi dan pemanfaatan pupuk bersubsidi agar tepat sasaran dan efisien.

"Pupuk merupakan produk strategis bagi pertanian. Produksi dan distribusi harus terus berjalan untuk mendukung pembangunan pertanian. Namun jangan abai pada pemanfaatan pupuk efisien dan tepat guna melalui pemupukan berimbang," kata Mentan Syahrul.

Hal itu digarisbawahi oleh Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi bahwa penggunaan pupuk harus sesuai karakteristik lahan seperti sawah, lahan kering, rawa pasang surut, rawa lebak."Pupuk juga harus spesifik komoditi. Misalnya tanaman semusim, tahunan, perkebunan dan hortikultura. Satu jenis pupuk tidak mungkin bisa untuk semuanya, karena setiap tanaman, setiap lahan, dan setiap musim itu unik dan berbeda," kata Dedi Nursyamsi saat jumpa petani dan penyuluh secara virtual pada kegiatan Mentan Sapa Penyuluh dan Petani setiap hari Jumat.

Setelah BPP menerima bantuan tersebut dari IPDMIP, penyuluh tidak dibiarkan jalan sendiri. Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) Leli Nuryati mengerahkan sejumlah penyuluh pusat di Kementerian Pertanian RI untuk menyambangi BPP penerima bantuan untuk menggelar bimbingan teknis (Bimtek). 

Kegiatan Bimtek Pengelolaan Kesuburan Lahan yang didukung IPDMIP salah satunya berlangsung di Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, awal Maret. Sampai saat ini perangkat bantuan IPDMIP sangat bermanfaat bagi petani berkat pengawalan dan pendampingan penyuluh.

"Kami harapkan peserta Bimtek berbagi pengetahuan kepada penyuluh lain di wilayah BPP masing masing. Selanjutnya ajak petani menguji tanah miliknya. Faham tentang jumlah pupuk yang seharusnya dipakai. Kalau penyuluh aktif membimbing petani, akan membantu petani menghemat pengeluaran. Menekan kerusakan lingkungan. Target produksi pun tercapai," kata Leli N saat video conference dengan sejumlah penyuluh Sukabumi yang berkumpul di Pelabuhan Ratu.

Sementara itu, penyuluh pusat, Yulia Tri Sedyowati menyatakan kegiatan Bimtek berlanjut kegiatan praktik. Penyuluh turun ke sawah, untuk mengambil contoh tanah dengan cara yan benar. Selanjutnya dianalisa oleh masing-masing kelompok penyuluh yang dibagi sesuai wilayah KostraTani masing-masing di Sukabumi.

Tujuannya, untuk mengetahui kandungan NPK tanah sawah yang dianalisa menggunakan PUTS apakah termasuk kategori sangat rendah, rendah, sedang dan tinggi. Peserta praktik uji kandungan unsur hara pupuk anorganik yang dibawanya bahkan bisa membedakan bahwa pupuk itu palsu atau tidak.

"Peserta Bimtek sangat antusias. Mereka tidak malu bertanya apabila belum jelas. Setelah praktik, peserta dibagi beberapa kelompok, untuk membuat rencana tindak lanjut atau RTL yang akan dilakukan di masing-masing wilayah KostraTani. Mereka akan sosialisasikan ke penyuluh lain di wilayah KostraTani untuk mendukung petani menerapkan pupuk berimbang," kata Yulia TS.

Untuk menindaklanjuti Bimtek, para peserta diminta mengisi form data sebagai tindak lanjut Bimtek sehingga dari data tersebut dapat membantu melengkapi data di KostraTani sebagai pusat data di wilayahnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement