Rabu 05 Aug 2020 23:17 WIB

Pengembangan Bawang Merah 25 Hektare di Bantul Bertahap

Pengembangan tanaman bawang merah di Nawungan sebagai upaya optimalisasi pertanian.

Pengembangan Bawang Merah 25 Hektare di Bantul Bertahap (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Pengembangan Bawang Merah 25 Hektare di Bantul Bertahap (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,BANTUL -- Pengembangan tanaman bawang merah hingga seluas 25 hektare di wilayah Pedukuhan Nawungan, Desa Selopamioro, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta akan dilakukan secara bertahap menyesuaikan ketersediaan air irigasi.

"Kalau lahan yang siap ditanam di Nawungan sekarang ini seluas 35 hektare, rencana pengembangan 25 hektare dan ini bertahap, karena terkait dengan ketersediaan air," kata Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Bantul Yus Warseno di Bantul, Rabu (5/8).

Menurut dia, pengembangan tanaman bawang merah di Nawungan sebagai upaya optimalisasi lahan pertanian di wilayah perbukitan, mengingat komoditas hortikultura yang dibudidayakan di Nawungan saat ini memiliki kualitas baik karena perlakuan secara organik.

Dia mengatakan namun karena ketersediaan air irigasi di lahan kering dan sawah tadah hujan di Nawungan itu berpengaruh, maka perluasan tanaman bertahap dengan menerapkan teknologi tepat dalam memanen air dalam dan menghemat air irigasi.

"Sudah ada bantuan dari Balitbangtan (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian) Kementan berupa pembuatan sumur dalam dan embung, jadi pengembangan 25 hektare tanaman bawang dengan teknologi-teknologi yang akan dikembangkan di Nawungan ini," katanya.

Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Lestari Mulyo Nawungan Bantul Juwari mengatakan, total lahan bawang merah di Nawungan sekitar 95 hektare, namun pada musim kemarau ini yang bisa ditanami seluas 35 hektare karena ketersediaan air, meski begitu masih ada lahan seluas 25 hektare yang bisa dikembangkan.

"Kalau yang tambahan 25 hektare itu di sebelah barat SPN (Sekolah Polisi Negeri), dan kita betul-betul akan membuat lahan baru dengan pendampingan dari Balitbangtan Jakarta, alasannya karena kendala air, jadi saya sudah minta langsung dikasih (bantuan) tidak pakai proposal," katanya.

Akan tetapi, kata dia, yang harus dilakukan masyarakat Nawungan Selopamioro adalah mengolah lahan dan membuat embung mini untuk tampungan air yang dipanen dari air dalam tanah atau hujan, serta membuat jalan menuju ke lahan atau jalan produksi usaha tani.

"Jadi masih ada 25 hektare yang belum terjamah karena belum ada air, tanaman cuma tebu, tanaman keras yang kekurangan air tidak apa-apa, tapi kalau hortikultura harus banyak air. Jadi akan kita kembangkan, kita berupaya tahun depan sudah jadi lahan bawang merah," katanya.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement