REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti mengklaim, positivity rate Covid-19 secara kumulatif dari total kasus di DKI Jakarta masih lebih rendah dibandingkan dengan jumlah positivity rate Indonesia atau nasional. Dia mengungkapkan, jumlah positivity rate di Jakarta sebesar 5,5 persen, sedangkan Indonesia mencapai 12,7 persen.
Meski demikian, Widya tidak menampik bahwa positivity rate DKI Jakarta masih lebih tinggi dibandingkan standar yang telah ditetapkan oleh WHO, yakin tidak melebihi 5 persen.
“Angka-angka indikator tentang positivity rate dengan jumlah kasus yang tadi, kasus akumulatif di Jakarta adalah 5,5 persen. Meskipun kita 0,5 persen di atas (standar) WHO, angka ini masih jauh di bawah angka (positivity rate) Indonesia adalah 12,7 persen,” kata Widya dalam webinar yang disiarkan melalui Zoom, Kamis (6/8).
Widya menjelaskan, positivity rate sebesar 5,5 persen itu didapat dari hasil pemeriksaan (testing) Covid-19 yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta secara masif. Dia mengungkapkan, berdasarkan standar yang ditetapkan WHO, dalam sepekan harus dilakukan pemeriksaan terhadap 10.645 orang. Sedangkan yang dilakukan DKI Jakarta sudah melampaui standar tersebut.
“Alhamdulillah, DKI Jakarta seminggu harapannya (memeriksa) 30 ribu sama 40 ribu (orang). Artinya, jumlah testing yang kita lakukan sesuai standar WHO, kita sudah melampaui dari standar sekitar 3,5 sampai 4 kali standar WHO,” papar Dwi.
Saat ini, sambung dia, Pemprov DKI Jakarta pun sedang gencar melakukan sejumlah upaya untuk menekan angka positivity rate tersebut. Salah satunya adalah dengan pembatasan mobilitas masyarakat dan melakukan koordinasi bersama kota-kota penyangga, yakni Bogor, Depok, Tangerang, Tangerang Selatan, dan Bekasi (Bodetabek).
Dia pun berharap agar pemeriksaan Covid-19 bagi masyarakat dapat dilakukan lebih masif lagi. Sehingga, angka positivity rate tersebut dapat menurun.
“Ini jadi sesuatu kewaspadaan kita bahwa upaya kita harus lebih gencar, agar kita bisa menekan positivity rate sedemikian rupa di bawah 5 persen,” jelas dia.
Adapun, jumlah akumulatif kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta hingga Rabu (5/8) kemarin, sebanyak 23.266 orang. Dari total keseluruhan tersebut, tercatat 14.760 orang dinyatakan telah sembuh, 895 orang meninggal dunia, dan 7.611 masih menjalani perawatan atau isolasi.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan. tolak ukur melihat perkembangan Covid-19 di Jakarta tidak bisa sekadar didasari penambahan kasus positif harian. Menurutnya, ada banyak parameter salah satunya juga angka positivity rate atau persentase kasus positif setiap pekan.
Namun, ia mengakui, seiring dengan diperpanjangan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi untuk kedua kali, angka positivity rate cenderung naik. Seiring dengan semakin banyak aktivitas perkantoran, angka positivity rate di Jakarta berada pada angka 5- 6 persen.
"Saat ini kita bisa melakukan testing yang cukup banyak, testing ini terus agresif dan kita akan lakukan untuk mencari kasus-kasus baru," kata Anies saat mengumumkan perpanjangan masa PSBB transisi, pada Kamis (30/7).