REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kepala Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, dokter Andani Eka Putra mengatakan, peningkatan kasus baru positif Covid-19 di Sumbar akhir-akhir ini mayoritas berasal dari kasus impor. Kasus dibawa oleh orang-orang yang masuk ke Sumbar usai melakukan perjalanan di daerah pandemi.
"Hampir semua kasus berasal dari luar provinsi. Kita sempat terlambat melakukan kontrol terhadap imported case ini sehingga memicu transmisi lokal," kata Dokter Andani kepada Republika, Jumat (7/8).
Imported case menurut Andani merupakan sebuah hal yang wajar lantaran pintu keluar masuk provinsi sudah dibuka kembali. Andani mengatakan kasus-kasus baru yang ditemukan setelah pemeriksaan sampel swab PCR, mayoritas adalah orang tanpa gejala (OTG) dan hasil tracing oleh gugus tugas. Andani menyebut adanya temuan kasus baru covid-19 yang cukup banyak sebagai pertanda bagus. Ia membayangkan bila OTG ini tidak ditemukan, akan mengakibatkan kepada penularan lebih luas.
"Bayangkan kalau orang yang tidak ada gejala ini tidak terdeteksi. Akan semakin berkembang rantai penularan," ujar Andani.
Dokter Andani mengatakan walau ada peningkatan kasus Covid di Sumbar, tapi masih dalam kategori terkontrol. Positify rate Sumbar dalam kasus covid ini masih berada di angka 1,4 persen.
Sekarang selain terus konsisten melakukan tracing dan pengambilan sampel swab secara masif, ia berharap masyarakat yang baru kembali dari perjalanan luar untuk memeriksakan sampel swab begitu tiba di Sumbar.
Seperti di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) dan Puskesmas terdekat. Andani juga akan meminta Pemda baik itu tingkat provinsi maupun kabupaten kota agar juga melakukan tes swab terhadap pelaku perjalanan dari luar dengan jalur darat.