REPUBLIKA.CO.ID, AGAM -- Kabupaten Agam, Sumatra Barat mengalami surplus beras mencapai 14.505,25 ton pada Juli 2020 di tengah pandemi COVID-19 melanda daerah itu.
"Pada Juli jumlah produksi beras Agam mencapai 20.302,75 ton, dengan surplus 14.505, 25 ton," kata Bupati Agam, Indra Catri di Lubukbasung, Jumat (7/8).
Ia menambahkan jumlah tersebut akan terus meningkat hingga akhir 2020. Diperkirakan untuk tiga bulan ke depan, produksi beras mencapai 21.784,66 ton, dengan surplus 16.462,42 ton.
Sementara kebutuhan untuk beras konsumsi sebesar 5.322,22 ton. Dengan perkiraan produksi padi meningkat hingga akhir tahun, dapat disimpulkan jumlah tanam petani di masa pandemi COVID-19 mengalami peningkatan.
"Indeks produksi berada di 2,77 poin, artinya dalam setahun petani bisa melakukan penanaman sebanyak dua kali, sehingga hasilnya sudah bisa diprediksi melalui jumlah luas tanam," jelasnya.
Saat pandemi COVID-19, tambahnya, jumlah luas tanam petani di Agam terus meningkat dari bulan ke bulan. Luas tanam tersebut diperkirakan akan terus meningkat hingga akhir tahun.
"Per Maret 2020 luas tanam sekitar 6.126 hektare, April 6.105 hektare, dan Mei 6.381 hektare," katanya. Indra Catri mengungkapkan neraca pangan Agam cukup bagus, terkendali dan cukup tersedia. Dari neraca Juli 2020, Agam masih memproduksi 20.302,75 ton beras.
“Jika jumlah stok yang tersedia ditambah dengan produksi dan dikurangi dengan total kebutuhan sebesar 5.332,20 ton maka potensi surplusnya mencapai 14,98 ribu ton,” ujarnya. Jumlah ini dapat memenuhi kebutuhan konsumsi beras 491.280 jiwa penduduk Agam dan bahkan dapat diekspor ke sejumlah daerah.