Lebih setengah tahun setelah pandemi corona melanda dunia, makin jelas bahwa COVID-19 tidak hanya membawa situasi bencana, melainkan juga menyulut perubahan dan reformasi di berbagai sektor. Perubahan itu sebelumnya dianggap sulit dilaksanakan karena berbagai alasan.
"Pandemi telah menunjukkan bahwa pertimbangan ekonomi tidak selalu bisa dijadikan prioritas utama," kata filsuf Jerman Markus Gabriel dalam sebuah wawancara dengan majalah berita Der Spiegel. "Kita telah melakukan langkah yang benar secara moral, yaitu memprioritaskan kesehatan, berapa besar pun biaya ekonominya."
Apakah virus corona akan menjadi awal perubahan perilaku konsumerisme yang merajalela dan menjadi pencetus kritik baru atas globalisasi? Apakah masalah-masalah etis yang sempat terpinggirkan oleh desakan kapitalisme kini akan menjadi penting lagi?
Subsidi negara dan digitalisasi
Di Jerman, corona juga memicu upaya digitalisasi yang sejak lama diabaikan pemerintah. Para pemimpin juga mendadak siap menggelontorkan dana besar di bidang sosial, yang dulu sulit dibayangkan. Di Eropa, dana besar juga dicurahkan ke bidang pendidikan, budaya dan untuk layanan kesehatan.