REPUBLIKA.CO.ID,LEBAK -- Pemerintah Kabupaten Lebak, Banten dalam waktu dekat menerapkan kegiatan belajar mengajar (KBM) secara bertatap muka di enam sekolah, karena wilayahnya di zona hijau Covid-19.
"Kami sedang menyiapkan skenario pelaksanaan KBM dengan tatap muka itu," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Lebak Wawan Ruswandi di Lebak, Selasa (11/8).
Penerapan proses KBM di enam sekolah tersebut, yakni di SMPN Satu atap (Satap) 3 Sobang, SMPN Satap 1 Cigemblong, SMPN 6 Gunungkencana, SMPN 3 Cirinten, SMPN 3 Bojongmanik, dan SMPN Satap 5 Leuwidamar.
Lokasi sekolah tersebut berdasarkan penilaian Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Lebak masuk zona hijau. Pertimbangan lainnya, kata dia, Kabupaten Lebak masuk 163 daerah yang diperbolehkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim menerapkan proses KBM bertatap muka.
"Kami berharap pembelajaran secara tatap muka itu mulai diterapkan 18 Agustus 2020 di enam sekolah," ujarnya.
Menurut dia, proses belajar secara bertatap muka itu tentu mengedepankan wajib protokol kesehatan guna pencegahan penyebaran Covid-19.
Protokol kesehatan tersebut, kata dia, para siswa sebelum masuk ke ruangan kelas terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan suhu tubuh dan jika ditemukan suhu badan di atas 38 derajat selsius, dilakukan isolasi mandiri.
Selain itu, semua siswa dan tenaga pendidik wajib mencuci tangan yang disediakan, memakai masker dan menjaga jarak.
Ruangan kelas, lanjutnya, jumlah siswa dikurangi jumlahnya, sehingga tidak terjadi penumpukan atau berkerumun. "Kami pastikan proses belajar dilakukan dengan shift pagi dan siang," katanya.
Sementara itu, sejumlah orang tua menyambut positif pembelajaran secara tatap muka karena sudah empat bulan terakhir anak-anak tidak belajar di sekolah akibat pandemi Covid-19.
"Kami berharap pembelajaran tatap muka berjalan lancar dan terbebas dari Covid-19," kata Edi Junaedi, salah satu orang tua siswa warga Kabupaten Lebak.