Kamis 13 Aug 2020 10:53 WIB

Padang Panjang Mulai Lagi Sekolah Tatap Muka

Penerapan protokol covid 19 pada sekolah tatap muka untuk cegah penularan.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Agus Yulianto
Hari pertama sekolah tatap muka langsung di SMP 1 Padang Panjang, Kamis (13/8)
Foto: Febrian Fachri/Republika
Hari pertama sekolah tatap muka langsung di SMP 1 Padang Panjang, Kamis (13/8)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG PANJANG -- Kota Padang Panjang hari ini, Kamis (13/8), memulai lagi belajar tatap muka langsung di sekolah. Kota 'Serambi Mekkah' ini memang telah mendapat izin membuka lagi sekolah tatap muka karena berstatus zona kuning. Padang Panjang sampai hari ini mencatatkan 34 kasus positif covid-19 dengan jumlah yang sudah sembuh sebanyak 32 orang dan dua orang sedang dirawat.

Wali Kota Padang Panjang Fadli Amran mengatakan, pihaknya telah menyiapkan teknis sekolah tatap muka langsung dengan penerapan protokol covid. "Kita sudah membuat suasana sekolah dengan penerapan protokol covid-19. Supaya tidak ada penularan virus corona di sekolah," kata Fadli Amran saat memantau hari pertama sekolah di SMP 1 Padang Panjang.

Hari ini menjadi hari pertama bagi Padang Panjang membuka lagi sekolah tatap muka. Sudah 5 bulan lebih Padang Panjang menutup sekolah tatap muka untuk mencegah penularan covid-19. Begitu tahun ajaran baru 2020-2021 dimulai, Padang Panjang masih menerapakan belajar dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring).

Kini dengan sudah adanya keputusan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI yang memperbolehkan daerah zona kuning dinuka lagi, Padang Panjang juga membuka lagi sekolah. Hari ini sekolah yang sudah dibuka baru untuk SMP sederajat.

Fadli mengatakan, ada 14 SMP sederajat di Padang Panjang. Dari 14 SMP tersebut yang baru buka baru 12. Yakni 6 SMP negeri dan 6 SMP swasta. Dua lagi masih dalam tahap persiapan untuk mematangkan konsep sekolah tatap muka langsung yang sesuai dengan protokol kesehatan.

Dikatakan Fadli, siswa yang sudah mulai sekolah tatap muka dibagi menjadi dua rombongan belajar (rombel). Rombel A dan rombel B. Hari ini, pertama  yang datang ke sekolah adalah rombel B dengan maksimal jumlah siswa di kelas hanya 16 orang. Sisanya rombel A belajar secara daring di rumah. Besok, yang datang ke sekolah adalah rombel A dan giliran rombel B belajar daring dari rumah. Pergantian ini akan berlanjut setiap hari. Tujuannya untuk mencegah terjadinya kerumunan di sekolah.

Durasi belajar di sekolah sejak pukul 7.30-11.45 WIB. Siswa hanya diberi waktu istirahat selama 10 menit saat jeda pergantian mata pelajaran. Selama jam istirahat ini, siswa tetap duduk di bangku diawasi oleh guru. Keluar ruangan hanya untuk izin ke toilet.

Fadli Amran juga mengharuskan para siswa agar membawa bekal makanan dari rumah. Karena di sekolah tidak ada kantin yang buka dan siswa tidak diperkenankan jajan keluar kompleks sekolah.

Untuk protokol covid lainnya, setiap siswa dan guru yang masuk ke kompleks sekolah harus menggunakan masker, melewati pengecekan suhu dan mencuci tangan secara berkala. "Kita membiasakan kepada para siswa untuk belajar di sekolah belum bisa normal seperti biasa. Kita masih dalam situasi pandemi. Jangan sampai ada anak-anak kita dan para guru yang tertular virus," ucap Fadli.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement