REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Induk perusahaan aplikasi WeChat, Tencent, meremehkan larangan Donald Trump pada aplikasi perpesanan tersebut. Tencent menganggap larangan ini hanya akan memengaruhi operasinya di AS.
Raksasa teknologi itu menjalankan platform perpesanan yang setara di China bernama Weixin yang diharapkan tidak akan terpengaruh di dalam negeri.
Dampak yang lebih besar mungkin adalah penjualan Apple di China jika iPhone-tidak diizinkan untuk mengunduh aplikasi perpesanan China.
WeChat memiliki lebih dari satu miliar pengguna di seluruh dunia. Namun, kontribusi AS hanya sebesar 2 persen dari pendapatannya.
Pada Jumat (7/8) lalu, Presiden AS Donald Trump memerintahkan perusahaan AS untuk berhenti melakukan bisnis dengan WeChat dan TikTok dalam 45 hari dengan alasan masalah keamanan nasional.
Larangan TikTok telah diperkirakan, tetapi masih mengejutkan pemilik perusahaan sosial media tersebut, ByteDance. WeChat, dan perusahaan induknya Tencent, juga terjebak dalam ketegangan yang meningkat antara AS dan China.
Namun, Tencent, perusahaan game terbesar di dunia, meremehkan perintah eksekutif Trump ketika melaporkan hasil kuartal keduanya pada hari Rabu (12/8). Tencent melihat peningkatan laba sebesar 37 persen.
"Jika Anda melihat perintah eksekutif dari Mei 2019 dan jelas perintah eksekutif beberapa hari yang lalu, mereka menjelaskan dengan sangat jelas bahwa mereka mencakup yurisdiksi AS, dan akibatnya kami tidak melihat dampak apa pun pada perusahaan yang beriklan di platform kami di China," kata James Mitchell, kepala petugas strategi Tencent, dilansir di BBC, Kamis (13/8).
Hingga saat ini masih belum jelas implikasi penuh dari larangan AS terhadap Tencent dan ByteDance. Ada kekhawatiran bahwa Apple akan sangat terdampak jika larangan tersebut meluas hingga operasinya di China.
Para ahli mengatakan penjualan iPhone-nya akan terpukul jika konsumen China tidak diizinkan mengunduh aplikasi perpesanan seperti Weixin ke dalamnya. Menurut perhitungan yang dibuat oleh Bloomberg, pasar China bernilai sekitar 44 miliar dolar AS setahun untuk Apple.
Trump mengatakan bahwa penyebaran aplikasi seluler di AS yang dikembangkan dan dimiliki oleh perusahaan China dapat mengancam keamanan nasional, kebijakan luar negeri, dan ekonomi Amerika Serikat.