Ahad 16 Aug 2020 04:02 WIB

Dandim: Tidak Ada Pengibaran Bendera Bintang Bulan di Aceh

Hari Perdamaian Aceh ke-15 dirayakan pada Sabtu (15/8).

Sejumlah pejabat Forkopimda Aceh dan tamu undangan menghadiri peringatan 15 Tahun Damai Aceh, di gedung Wali Nanggroe Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Aceh (15/8/2020). Peringatan 15 Tahun Damai Aceh dirayakan secara sederhana di tengah pandemi COVID-19 bertema, Masa Lalu Untuk Membangun Masa Depan
Foto: ANTARA/Ampelsa
Sejumlah pejabat Forkopimda Aceh dan tamu undangan menghadiri peringatan 15 Tahun Damai Aceh, di gedung Wali Nanggroe Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Aceh (15/8/2020). Peringatan 15 Tahun Damai Aceh dirayakan secara sederhana di tengah pandemi COVID-19 bertema, Masa Lalu Untuk Membangun Masa Depan

REPUBLIKA.CO.ID, MEULABOH -- Jajaran TNI dan Polri di wilayah pantai barat selatan Aceh hingga Sabtu (15/8) malam memastikan tidak ada aktivitas pengibaran bendera Bintang Bulan saat Peringatan Hari Damai Aceh ke-15 tahun, yang diperingati setiap tanggal 15 Agustus. Termasuk, pada siang hari saat peringatan Hari Perdamaian Aceh ke-15 tahun.

“Sampai malam ini belum ada,” kata Komandan Kodim 0116 Nagan Raya, Aceh, Letkol Infanteri Guruh Tjahyono di Suka Makmue.

Baca Juga

Guruh menilai, saat ini kesadaran masyarakat di Nagan Raya, Aceh untuk menjaga dan merawat perdamaian sudah sangat baik dan patut diapresiasi. Namun, untuk menciptakan suasana aman, nyaman dan kondusif di masyarakat, pihaknya bersama jajaran Polri di Nagan Raya terus melakukan patroli di pemukiman masyarakat untuk menciptakan suasana yang lebih kondusif, katanya menuturkan.

Sementara itu, Kapolres Aceh Barat, AKBP Andrianto Argamuda SIK menegaskan tidak ada pengibaran bendera bintang bulan pada saat Peringatan Hari Damai Aceh ke-15 tahun di daerah ini.

“Alhamdulillah, belum ada informasi terkait pengibaran bendera ini,” kata Kapolres Andrianto Argamuda kepada wartawan di Meulaboh, Sabtu petang.

Meski pun demikian, ia menegaskan pihaknya bersama TNI dan pihak terkait lainnya tetap berupaya mengantisipasi hal yang tidak diinginkan selama peringatan hari damai Aceh berlangsung.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement