REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI — Perkembangan kasus Covid-19 di Kota Bekasi tembus 1.324 kasus secara kumulatif. Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, mengatakan dari 1.324 kasus yang sudah selesai dilakukan pengawasan dan dinyatakan sehat ada 1.044 orang.
Pepen, sapaan akrabnya, merinci saat ini jumlah kasus aktif ada 225 kasus. Sebanyak 48 orang diisolasi di rumah sakit rujukan, sementara sisanya melakukan isolasi mandiri. Adapun, total kapasitas isolasi di rumah sakit ada 117 kasur.
“Kasus baru per 16 Agustus ada 40, (kasus aktif) rawat inap pada fasilitas kesehatan dan isolasi mandiri ada 225 kasus,” kata Pepen di Stadion Patriot Candrabraga, Kota Bekasi, Selasa (18/8).
Pepen menuturkan, angka penambahan kasus di Bekasi dipicu oleh naiknya klaster keluarga. Jumlah penambahan klaster keluarga ada 155 KK, dengan jumlah 437 kasus secara kumulatif. Politisi Partai Golkar ini menyebut klaster keluarga ini tersebar di 10 kecamatan dan 32 kelurahan.
“Tadi kan klaster keluarganya ada 155, nanti kita tracking nih 32 kelurahan, nanti itu yang kita tracking kembali kalau di RW ini kena, di RW sebelahnya, RW sebelahnya. Untuk melihat perkembangan-perkembangan transmisi keluarga,” kata dia.
Dia mengatakan klaster keluarga itu disebabkan oleh adanya kontak dengan keluarga di luar wilayah maupun sebaliknya. Hal ini membuat seolah-olah adaptasi tatanan hidup baru yang dilaksanakan sejak Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) di Kota Bekasi tidak ada lagi. Padahal, virus Covid-19 masih ada.
“Karena transmisinya ini kan sekarang seolah-olah pada saat kita lepas menjadi adaptasi baru itu semua seolah-olah menganggap tidak ada lagi. Padahal (virus) ini seiring berjalan dengan perkembangan yang ada,” jelas dia.