Rabu 19 Aug 2020 18:10 WIB

Epidemiolog: Gerakan Memakai Masker Harus Masif

Sebelum vaksin ditemukan, masyarakat harus bisa melindungi diri dengan disiplin.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Andi Nur Aminah
Seniman menggunakan pakaian adat sunda membagikan masker kepada warga (ilustras)
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Seniman menggunakan pakaian adat sunda membagikan masker kepada warga (ilustras)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pakar epidemiologi Universitas Andalas (Unand) Padang Defriman Djafri mengatakan pemerintah harus melakukan gerakan memakai masker secara masif untuk memutus mata rantai penularan virus corona jenis baru atau Covid-19. Defriman menyebut sebelum vaksin Covid-19 ditemukan, satu-satunya cara yang dapat dilakukan oleh masyarakat adalah melindungi diri dengan disiplin menerapkan protokol covid. Selain memakai masker, juga selalu menjaga jarak dan mencuci tangan.

"Saran saya gerakan wajib pentingnya menggunakan masker dengan benar secara masif perlu kita galakkan ke depan. Saya setuju, jika ini juga didukung dengan Perda dan penegakan hukum yang berjalan dengan baik ke depan," kata Defriman, Rabu (19/8).

Baca Juga

Masih dalam rangka memutus mata rantai penularan virus corona, menurut Defriman perlu ditata kembali mengenai komunikasi risiko kesehatan. Supaya masyarakat tidak gagal paham dan lebih peduli terhadap bahaya bila tidak peduli dengan menjaga diri.

Defriman mengakui kemampuan Sumbar untuk melakukan testing, tracking dan isolasi cukup baik. Hal ini ditunjang oleh keberadaan Laboratorium Diagnostik Riset Terpadu Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas dan Laboratorium Veterenir Baso Agam yang mampu memeriksa maksimal 3.000 sampel dalam satu hari.

Tapi kemampuan testing yang baik ini menurut Defriman harus dibarengi dengan promosi kesehatan supaya kesadaran masyarakat akan protokol covid meningkat. Supaya selama masa pandemi virus corona belum selesai, masyarakat dapat menjadikan protokol covid sebagai budaya baru.

"Perubahan perilaku menjadi kunci kalau kita lihat penularan dari orang ke orang. Kita mungkin abai dalam menilai dan mempersiapkan dari kesiapan individu, dorongan lingkungan dan perencanaan dalam perubahan perilaku ini," ujar Defriman.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement