REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut mengonfirmasi adanya seorang guru sekolah menengah pertama (SMP) di wilayah itu yang dinyatakan positif Covid-19. Saat ini, guru itu dirawat di RSUD dr Slamet Kabupaten Garut.
Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman mengatakan, pihaknya akan melakukan uji usap (swab test) kepada guru lainnya yang berada di lingkungan sekolah tersebut. Ia tak mau menyebut asal sekolah guru yang terkonfirmasi positif Covid-19 itu.
"Harus diuji swab, terutama bagi yang kontak erat dengan guru itu," kata dia, Kamis (20/8).
Ia meminta para guru lainnya di sekolah itu untuk bekerja di rumah sementara waktu. Tugas untuk para siswa, kata dia, dapat diberikan secara daring.
Helmi mengingatkan, segala aktivitas di sekolah itu juga mesti dikurangi. "Kalau harus ke sekolah, dibagi saja. Sebagian di rumah, sebagian lagi ke sekolah. Jangan setiap hari ke sekolah untuk antisipasi penyebaran," ujar dia.
Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Garut hingga Kamis sore, total terdapat 71 kasus terkonfirmasi positif. Satu orang melakukan isolasi mandiri, 19 orang isolasi menjalani perawatan di rumah sakit, 48 orang dinyatakan sembuh, dan tiga orang meninggal dunia.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Totong, membenarkan ada salah seorang guru yang positif Covid-19. Menurut dia, guru itu diduga terpapar Covid-19 di luar sekolah.
Kendati demikian, ia mengatakan, terdapat sejumlah guru lainnya yang pernah melakukan kontak erat dengan pasien positif Covid-19 itu. "Karena yang bersangkutan pernah datang ke sekolah. Kami akan minta untuk diuji swab, terutama orang-orang yang bertemu di sekolah," kata dia.
Ia meminta para guru untuk bekerja di rumah. Aktivitas ke sekolah, seminimal mungkin dikurangi. Sebab, ia tak ingin sekolah jadi klaster baru penyebaran Covid-19.
"Kasih tugas anak-anak secara daring. Apalagi belum ada izin dari gugus tugas membuka sekolah," ujar dia.