Rabu 26 Aug 2020 12:27 WIB

Afrika Dinyatakan Bebas dari Polio Liar

SEBANYAK 47 negara di Afrika telah bebas dari virus polio liar.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Imunisasi polio pada anak (ilustrasi)
Foto: AP
Imunisasi polio pada anak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Kawasan Afrika telah disertifikasi bebas dari virus polio liar, setelah tidak ada kasus baru yang dilaporkan dalam empat tahun terakhir. Hal itu diutarakan oleh Komisi Sertifikasi Regional Afrika untuk Pemberantasan Polio dalam sebuah pernyataan pada Selasa (25/8).

Komisi tersebut mengkonfirmasi bahwa 47 negara di wilayah Afrika telah bebas dari virus polio liar. Virus tersebut menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan. Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus mengapresiasi upaya Afrika untuk memberantas virus polio liar.

Baca Juga

"Ini adalah pencapaian terbesar dalam sejarah kesehatan masyarakat," ujar Ghebreyesus, dilansir Aljazirah, Rabu (26/8).

Direktur WHO untuk Afrika, Matshidiso Moeti menyerukan keberlanjutan upaya untuk melindungi anak-anak dari virus polio dan penyakit lainnya. Dia menambahkan, polio liar menjadi penyakit kedua yang pernah diberantas secara global setelah cacar.

"Kita harus mengambil pelajaran dan praktik terbaik dari pemberantasan virus polio liar untuk mencapai tujuan kesehatan masyarakat dan meningkatkan perawatan kesehatan untuk semua orang Afrika," ujar Moeti.

Secara global, jumlah kasus polio liar telah berkurang drastis karena adanya imunisasi nasional dan regional untuk bayi dan anak. Namun, penyakit itu tetap menjadi endemik di Afghanistan dan Pakistan.

Seorang ahli polio di Yayasan Bill & Melinda Gates, Michael Galway mengatakan, meski Afrika telah menyatakan bebas dari polio liar, virus itu tetap menjadi ancaman. Dia mendesak kepada Afrika dan seluruh negara untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap virus polio liar.

"Virus polio liar masih menjadi risiko dimanapun, kecuali telah diberantas di semua negara. Tidak ada yang bisa mencegah bahwa virus polio dari Pakistan dan Afghanistan dapat kembali menyebar ke Afrika," ujar Galway kepada Reuters.

Terlepas dari ancaman yang masih ada, bebasnya Afrika dari virus polio liar membawa secercah harapan di tengah upaya untuk melawan virus corona, wabah Ebola, malaria, HIV, dan tuberkulosis. WHO mengatakan, itu adalah kedua kalinya virus di Afrika berhasil diberantas setelah cacar pada 40 tahun lalu.

Upaya terakhir untuk memerangi virus polio liar yakni di Nigeria utara. Para ahli kesehatan harus menghadapi tantangan, termasuk meyakinkan masyarakat tentang vaksinasi. Koordinator Program Pemberantasan Polio untuk Wilayah Afrika, Pascal Mkanda mengatakan, pada 2003-2004 beredar rumor di Nigeria bahwa vaksin polio dapat menyebabkan HIV atau kemandulan. Ketika petugas kesehatan berhasil menghapus rumor tersebut, muncul isu ketidakamanan serta tantangan mendistribusikan vaksin polio liar ke daerah-daerah terpencil.

"Kami harus menemukan cara untuk melakukan vaksinasi ke daerah-daerah, dalam kasus tertentu, militer harus mengawal petugas kesehatan yang akan melakukan vaksinasi," ujar Mkanda.

Ketua Komite PolioPlus Nasional dari Rotary International, Tunji Funsho mengapresiasi upaya dan pengorbanan yang dilakukan oleh para pekerja kesehatan. Menurutnya, lebih dari seribu petugas kesehatan telah mengabdikan hidup mereka untuk memerangi polio liar di seluruh Afrika. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement