REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pemanfaatan teknologi pesawat nirawak (drone) dalam dunia survei dan pemetaan umumnya terbatas untuk kegiatan fotogrametri. Yang mana, sebuah peta dibuat berdasarkan tangkapan foto udara yang membuatnya lebih efisien.
Hal itu karena kehadiran drone membuat kebutuhan sumber daya manusia lebih sedikit dan waktu pelaksanaan yang lebih singkat. Ada pula metode light detection and ranging (lidar) yang menggunakan prinsip pantulan laser.
Dipakai untuk mendeteksi dan menentukan jarak objek yang ada di permukaan bumi, sehingga menghasilkan data yang lebih akurat. Dulu, pemakaian lidar hanya dapat dibawa menggunakan pesawat yang operasionalnya relatif mahal.
Belakangan, sensor LiDAR dapat dimuat dalam drone dan membuat survei lidar sebagai metode pemetaan paling efisien. Geotronix Indonesia memperkenalkan drone lidar ke Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta.
Geotronix Indonesia merupakan distributor merek drone pemetaan tercanggih dunia, Microdrones. Pada kesempatan itu, mereka turut memamerkan kegunaan drone lidar tersebut dalam kegiatan pemetaan kampus UPN Veteran Yogyakarta.
Setelah itu, dilakukan penandatanganan MoU antara Geotronix dengan Fakultas Teknologi Mineral (FTM) UPN Veteran Yogyakarta. Geotronix memakai wahana Microdrones dengan tipe md4-1000 untuk memetakan luasan 14 hektare kampus.
Dikerjakan dalam waktu 30 menit dengan membawa sensor mdLiDAR1000 dan kamera foto. Sehingga, langsung mendapatkan foto udara dan data lidar terintegrasi dalam sekali terbang dengan akurasi datanya mencapai fraksi centimeter.
"Data yang diperoleh dari pemetaan ini akan dimanfaatkan untuk memperkaya proses kegiatan belajar mengajar Program Studi Teknik Geomatika di UPN Veteran Yogyakarta," kata Dekan Fakultas Teknologi Minerl, Dr Sutarto, Rabu (26/8).
Agenda itu disaksikan pula Rektor UPN Veteran Yogyakarta, Dr Mohammad Irhas Efendi, Wakil Rektor 1, Dr Suharsono. Geotronix Indonesia rutin jalin kerja sama dengan perguruan tinggi Indonesia.
Serta, berkontribusi dalam kegiatan-kegiatan perguruan tinggi negeri dan swasta Indonesia. Salah satu yang sering dilakukan tidak lain memaparkan teknologi termutakhir kepada mahasiswa-mahasiswa seluruh Indonesia.
"Diharapkan, dapat memperluas wawasan sehingga akan lebih siap terjun ke industri dan dunia kerja setelah lulus nantinya," ujar Direktur Geotronix Indonesia, Fajar Setio Adi, usai menandatangani MoU.