Jumat 28 Aug 2020 09:09 WIB

Fakir Miskin Rentan Pendangkalan Akidah

Ada temuan-temuan kasus upaya pendangkalan akidah di sejumlah daerah terpencil.

Rep: Andrian Saputra/ Red: A.Syalaby Ichsan
Kemiskinan (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Kemiskinan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Pandemi Covid-19 membuat sejumlah negara berpotensi mengalami resesi ekonomi, begitu pun Indonesia. Ketidakpastian akibat pandemi membuat masyarakat kecil makin kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup.

Dalam kondisi seperti ini, kekhawatiran akan upaya-upaya pendangkalan akidah atau pemurtadan pada umat Islam yang ekonominya lemah makin nyata. Karena itu, sejumlah organisasi kemasyarakatan Islam pun  bekerja keras untuk membantu Muslim di berbagai  daerah yang ekonominya terdampak akibat resesi ekonomi yang terjadi. 

Wakil Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama PBNU Muhammad Nur Hayid atau akrab disapa Gus Hayid menjelaskan, dalam kondisi saat ini penguatan ekonomi, khususnya terhadap masyarakat kecil, sangat penting. Dia menegaskan, keadaan miskin sangat rentan membuat seseorang rela melakukan berbagai hal, bahkan menggadaikan akidah. 

"Orang kalau miskin itu mudah sekali untuk diprovokasi, mudah sekali untuk diubah ideologi keyakinannya, ajaran yang dipegangnya. Oleh karena itu, krisis yang terjadi kalau tidak diantisipasi bisa menjadi peluang bagi berubahnya akidah dan ajaran yang dipegang seseorang," kata Gus Hayid kepada //Republika//, beberapa hari lalu.