REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Musim kemarau panjang di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang diprediksi sampai September 2020, memicu 14 desa di Kecamatan Jasinga kekurangan air bersih. Camat Jasinga, Hidayat Saputradinata mengatakan, pihaknya telah mengajukan suplai ketersediaan air bersih kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor untuk 14 desa di Jasinga.
“Kebutuhan air bersih saja yang kita tangani buka kekeringan itu. Saat ini kita sedang mobilisasi, sedang kerja sama dengan BPBD untuk suplai air bersih. Yang jelas sebelumnya kita ngajuin 11 desa sekarang jadi 14,” ucapnya kepada Republika, Kamis (28/8).
Hidayat memaparkan, ke-14 desa tersebut, meliputi Desa Sipak, Cikopomayak, Barengkok, Bagoang, Wirajaya, Koleang, dan Jasinga. Kemudian, Tegalwangi, Curug, Kalongsawah, Neglasari, Pamagersari, Pangaur dan Setu. Hidayat mengatakan, krisis air bersih juga terjadi akibat curah hujan yang minim.
Pihaknya pun mengusahakan agar 14 desa tersebut tidak mengalami krisis air dengan mendatangan kiriman dari BPBD, PMI, dan PDAM Tirta Kahuripan secara rutin untuk tiga desa dalam satu hari. “Karena mau musim kemarau dan belum hujan jadi kita antisipasi aja. Air bersih yang menjadi utama, karena masyarakat masih memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan yang lainnya,” ucap Hidayat.
Sementara itu, Hidayat menyebut persawahan hingga kini masih aman karena masih dialiri air. “Untuk sawah, air masih ada untuk prediksi gagal panen tidak ada. Karena air sungai Cidurian masih mengalir begitupun sungai di sekitar Jasinga,” kata Hidayat.
Pada Kamis (20/8), Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkab Bogor, Joko Pitoyo mengatakan, Kecamatan Jasinga sebagai wilayah paling terdampak kekeringan saat kemarau di wilayahnya tahun ini. Terdapat 11 desa yang mengajukan bantuan air bersih, karena warga di sana kekurangan.