Sabtu 29 Aug 2020 04:40 WIB

Bolehkah Oleskan Minyak Angin ke Masker?

Satgas Covid-19 IDI meluruskan pandangan soal pengaplikasian minyak angin ke masker.

Rep: Febryan A/ Red: Reiny Dwinanda
Covid-19 (ilustrasi). Masyarakat diingatkan agar tidak merasa aman dari virus penyebab Covid-19 setelah mengaplikasikan minyak angin di masker.
Foto: www.freepik.com
Covid-19 (ilustrasi). Masyarakat diingatkan agar tidak merasa aman dari virus penyebab Covid-19 setelah mengaplikasikan minyak angin di masker.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Satuan Tugas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi Djoerban, mengatakan, tidak masalah jika seseorang mengoleskan minyak angin di masker yang digunakan. Namun, hal itu tak akan memberikan perlindungan tambahan kepada penggunanya.

"Ya boleh saja (mengoleskan minyak angin di masker). Itu mirip-mirip dengan pertanyaan, 'maskernya boleh tidak warna putih, hijau, atau cokelat', ya boleh saja. Tapi (minyak angin) tidak membunuh virus sama sekali," kata Zubairi ketika dihubungi Republika.co.id, Jumat (28/8).

Baca Juga

Menurut Zubairi, penggunaan minyak angin pada masker tergantung pada kenyamanan pemakainya saja. Namun, ia mengingatkan agar para pemakai tidak merasa aman dari virus Covid-19 setelah mengaplikasikan cairan semacam itu di masker.

"Jangan hal itu membuat orang menjadi merasa aman secara semu. (Jika terjadi) itu membahayakan," imbuhnya.

Selain itu, Zubairi juga mengingatkan agar masyarakat tak tertipu dengan berbagai obat herbal yang diklaim bisa bisa 'menangkal Covid-19' atau 'mengobati corona'. Obat semacam itu kini banyak beredar di pasaran, terutama di pasar daring.

Zubairi menegaskan, klaim-klaim tersebut tidak valid karena tanpa disertai bukti ilmiah. Menurutnya, promosi seperti itu menyesatkan.

"Karena memang obat herbal itu tidak bisa membunuh virus," kata Zubairi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement