Kamis 27 Aug 2020 16:32 WIB

Ini Alasan Anak di Bawah 2 Tahun Sebaiknya tak Pakai Masker

Anak usia di bawah 2 tahun bisa mengenakan face shield dengan pengawasan ketat.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ratna Puspita
Ilustrasi anak mengayuh sepeda mengenakan masker. Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan anak-anak tidak keluar rumah selama pandemi virus corona SARS-CoV2 (Covid-19).
Foto: Edi Yusuf/Republika
Ilustrasi anak mengayuh sepeda mengenakan masker. Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan anak-anak tidak keluar rumah selama pandemi virus corona SARS-CoV2 (Covid-19).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan anak-anak tidak keluar rumah selama pandemi virus corona SARS-CoV2 (Covid-19). Jika terpaksa keluar rumah, anak berusia di bawah 2 tahun direkomendasikan tidak mengenakan masker wajah, melainkan face shield.

"Kalaupun terpaksa harus keluar rumah,  misalnya ke rumah sakit untuk vaksin maka anak dibawah usia 2 tahun hindari menggunakan masker," ujar Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Yogi Prawira saat mengisi konferensi virtual BNPB bertema Panduan Memakai Masker untuk Anak, Kamis (27/8).

Baca Juga

Alasannya, ia menjelaskan, anak pada kelompok usia itu ketika memakai masker yang terlalu ketat dikhawatirkan bisa mengganggu pernapasan. Padahal, mereka belum bisa menyampaikan kalau tidak nyaman. 

Karena itu, ia memberikan alternatif, yakni anak-anak ini boleh mengenakan face shield. Syaratnya, ia menambahkan, harus ada pengawasan ketat orang tua atau pengasuh selama anak-anak mengenakan face shield

Bagaimana dengan bayi? Ia mengatakan bayi bisa menggunakan kereta dorong yang memiliki penutup transparan. "Karena penyebaran virusnya kan melalui droplet. Jadi kita melindungi paparan droplet itu sebaik mungkin," katanya.

Sementara anak berusia lebih dari 2 tahun, dia melanjutkan, dianjurkan menggunakan masker dan face shield, kecuali ada masalah medis yang menghalangi anak-anak tersebut untuk menggunakan masker. Misalnya, anak-anak dengan penyakit jantung bawaan, anak-anak dengan masalah paru yang kronik atau anak-anak dengan gangguan mental, gangguan kognisi.

Mengenai masih terjadinya penularan virus ini, dia meminta kegiatan tatap muka di sekolah ditiadakan sampai penularan virus di daerah tersebut dianggap bisa diatasi. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement