Senin 31 Aug 2020 16:35 WIB

CWLS akan Pacu Pengembangan Wakaf Produktif di Indonesia

Kondisi wakaf di Indonesia kurang diproduktifkan untuk kepentingan ekonomi masyarakat

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Wakaf produktif dapat meningkatkan kontribusi terhadap perekonomian umat.  (ilustrasi)
Foto: dok. Republika
Wakaf produktif dapat meningkatkan kontribusi terhadap perekonomian umat. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS) menjadi skema baru yang dapat menggerakkan wakaf produktif di Indonesia. Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kementerian Agama Muhammad Fuad Nasar menyampaikan kondisi wakaf di Indonesia kurang diproduktifkan untuk kepentingan ekonomi masyarakat.

"Padahal seharusnya wakaf bisa berdaya guna untuk mengangkat kemiskinan masyarakat, tidak hanya untuk kegiatan religius saja," katanya dalam Webinar Tafsir Pemberdayaan Ekonomi Akurat.co, Senin (31/8).

Baca Juga

Selain mayoritas belum masuk skema wakaf produktif, penghimpunannya pun belum optimal sesuai potensinya. Padahal Indonesia memiliki nazhir wakaf terbanyak di dunia, dengan ribuan nazhir wakaf perorangan, 248 nazhir wakaf uang dan 21 lembaga keuangan syariah penerima wakaf uang (LKSPWU), dan 539 organisasi pengelola zakat.

Ia menyebut, seharusnya dengan membuka kantor organisasi pengelola ziswaf di suatu daerah maka pintu kemiskinan di sana akan tertutup. Sehingga peran ziswaf, khususnya wakaf, perlu terus ditingkatkan untuk pengurangan angka kemiskinan dalam program-program wakaf produktif.