REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surakarta menyatakan sebagian warga Kota Solo masih mengabaikan Covid-19, termasuk penerapan aturan sesuai dengan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.
"Beberapa waktu lalu kami melakukan survei secara online terhadap perubahan tingkah laku masyarakat Kota Solo di era normal baru ini," kata Kepala BPS Kota Surakarta Totok Tavirijanto di Solo, Senin.
Ia mengatakan salah satu topik yang ditanyakan adalah mengenai penerapan protokol kesehatan, seperti seberapa sering mereka cuci tangan dan menggunakan masker. Ia mengatakan dari survei tersebut diperoleh hasil masih banyak orang yang belum taat aturan.
"Misalnya pemakaian masker, masih banyak yang abai. Selain itu juga abai menggunakan hand sanitizer dan jaga jarak," katanya.
Ia mengatakan dari sisi gender, kebanyakan masyarakat yang lebih patuh aturan yaitu berjenis kelamin perempuan, sedangkan pria lebih abai. Dari sisi usia, makin muda responden maka makin abai dengan aturan tersebut. Sedangkan makin tua makin patuh terhadap aturan.
BPS mencatat dari 10 responden yang mengikuti survei, lima di antaranya jarang,bahkan tidak pernah mencuci tangan dengan sabun selama 20 detik. Sedangkan mengenai penggunaan hand sanitizer sebanyak enam dari 10 responden tidak pernah menggunakannya.
Untuk penggunaan masker, BPS mencatat dari 10 responden hanya tiga yang selalu menggunakan masker ketika beraktivitas di luar rumah.
"Terkait hasil survei ini, kami sudah menyampaikan secara resmi ke pak wali (Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo). Harapannya hasil dari survei ini bisa dijadikan bahan oleh pimpinan untuk mengeluarkan kebijakan baru. Bukan berarti kemudian harus ada perda, tetapi paling tidak ada yang hal-hal yang lebih ditekankan," kata Totok.
Ia mengatakan survei profil penduduk di era adaptasi lingkungan baru tersebut nantinya juga akan diikuti oleh survei dampak ekonomi dari pandemi Covid-19.
"Tetapi kalau untuk survei ini kami masih menunggu desain sampel dari pusat. Yang pasti memang survei seperti ini perlu dilakukan secara berkala mengingat diperlukan data yang juga berkala. Harapannya masyarakat bisa mengikuti survei ini sehingga dari situlah kami bisa mengevaluasi hasilnya," katanya.