REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wali Kota Jakarta Timur M.Anwar mengatakan tidak mau ada klaster baru di kawasan Kanal Banjir Timur (KBT). Menurutnya, nantinya jika sudah mulai dibuka akan membuat klaster baru.
"Intinya dalam kondisi Covid-19 ini kita jangan tambah klaster baru. Pas KBT dibuka Covid-19 semakin parah, ketika ditutup, tidak," kata Anwar di Taman Tongkek Jatinegara dalam peresmian Tugu Covid, Rabu (2/9).
Penutupan kawasan KBT masih berlangsung guna melindungi warga DKI Jakarta. Sebab, kata dia mayoritas pedagang KBT bukan berasal dari Jakarta, melainkan Bekasi dan Tangerang.
Selain itu, solusi yang ditawarkan bagi para pedagang yakni relokasi tempat berjualan. Seperti Lokasi Binaan (Lokbin) dan Lokasi Sementara (Lokasi Sementara).
"Solusi yang ditawarkan kita akan relokasi tempat berdagang. Seperti Lokbim atau Loksem. Tapi mereka menolak. Mereka menolak ya itu enggak ada alasan," ujar dia.
Sebelumnya, telah diadakan pertemuan audiensi pedagang KBT dengan pihak pemerintah kota yang dihadiri oleh Wakil Wali Kota Jakarta Timur, Uus Kuswanto dan Anggota Komisi A DPRD DKI, Thopaz Nuhgraha pada Jumat (28/8) lalu. Dalam pertemuan tersebut, pedagang KBT menolak untuk direlokasi. Sementara pihak pemkot sudah mencatat masukan dan aspirasi PKL di kawasan KBT.
"Tadi hasil pertemuannya sudah disampaikan aspirasi dan masukan dari para pedagang PKL di sekitar kawasan KBT. Sudah kita catat ya dan perhatikan. Yang jelas selama pandemi kami tetap akan bertahan sterilisasi di situ," ujar Uus pada Jumat (28/8).
Sedangkan untuk pertemuan selanjutnya, belum tahu kapan diadakan. "Saya belum tahu untuk pertemuan ke depannya kapan. Tunggu perkembangan saja," ujar Anwar.