Kamis 03 Sep 2020 18:58 WIB

Dari Jatim, Mentan Syahrul Lepas Ekspor Kubis ke Taiwan

Mentan Syahrul sebut permintaan ekspor sayuran Indonesia di 2020 capai 230 kontainer

Mentan Syahrul Yasin Limpo saat melakukan pelepasan ekspor kubis di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (3/9).
Foto: Kementan
Mentan Syahrul Yasin Limpo saat melakukan pelepasan ekspor kubis di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (3/9).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo melepas ekspor komoditas pertanian berupa sayuran kubis sebanyak 4 kontainer ke Negara Taiwan. Diketahui, masing-masing kontainer berisikan 25 ton kubis dengan harga mencapai Rp 40 ribu per kilogram.

"Inilah yang kita sebut sebagai akselerasi pertanian. Dimana konsumsi nasional kita mampu meningkatkan ketahanan pangan sekaligus punya nilai ekspor dan diminati oleh masyarakat di seluruh dunia," ujar Mentan saat melakukan pelepasan ekspor kubis di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (3/9).

Mentan mengatakan, tahun ini permintaan eskpor sayuran Indonesia mencapai kurang lebih 230 kontainer. Bahkan diprediksi jumlah tersebut akan terus meningkat hingga 300 kontainer.

"Tahun lalu ekspor sayuran dan buah-buahan kita kurang lebih 6 triliun. Kalau begitu, bisnis yang pasti menjanjikan dan mampu menghidupkan rakyat adalah pertanian yang semakin kuat dan semakin akseleratif," terangnya.

Menurut Mentan, pelepasan ekspor yang dilakukan ini sesuai dengan perintah dan arahan Presiden RI Joko Widodo, dimana pemulihan ekonomi menjadi prioritas di tengah pandemi Covid 19 yang masih terjadi di seluruh dunia.

"Petunjuk bapak Presiden selalu mau melihat agar akselerasi ekonomi yang real dan bisa memberikan efek pendapat bagi rakyat. Itulah yang perlu didorong," katanya.

Oleh karena itu, Mentan berharap semua elemen bangsa mendorong sektor pertanian untuk terus bekerja dan berproduksi. Selain itu kualitas pertanian Indonesia juga harus terus ditingkatkan lebih tinggi lagi supaya mampu bersaing dengan produk luar negeri.

"Ekonomi dunia lemah untuk satu atau dua tahun kedepan, tetapi yang tidak pernah melemah adalah pertanian, karena untuk keperluan pangan tidak bisa ditunda. Kalau begitu bisnis Pertanian tetap terbuka. Pertanian hanya gagal kalau managmennya tidak baik," tuturnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement