REPUBLIKA.CO.ID, LANDAK -- Banjir dan tanah longsor yang melanda di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat disebabkan oleh meluapnya lima sungai yang mengalir di wilayah tersebut, setelah hujan dengan intensitas tinggi terjadi pada Jumat (4/9) hingga Sabtu (5/9).
Kelima sungai yang meluap tersebut meliputi Sungai Behe, Sungai Dait, Sungai Landak, Sungai Menyuke, dan Sungai Meranti. Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Landak per hari Ahad (6/9) pukul 10.24 WIB, banjir telah merendam 12 desa di enam kecamatan meliputi Desa Ampadi, Desa Meranti, Desa Tahu, dan Desa Selange di Kecamatan Meranti.
Kemudian Desa Nyanyum di Kecamatan Kuala Behe, Desa Semunti, Desa Tengue, dan Desa Sekendal di Kecamatan Air Besar. Banjir juga merendam Desa Menjalin di Kecamatan Menjalin, Desa Untang di Kecamatan Banyuke Hulu, Desa Songga, dan Desa Darit di Kecamatan Menyuke.
"Banjir dengan Tinggi Muka Air (TMA) 80-110 sentimeter itu juga menggenangi sedikitnya 416 rumah yang dihuni 416 KK," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati, melalui siaran pers, Ahad (6/9).
Selain itu, satu unit rumah dilaporkan rusak sedang (RS) dan tiga unit lainnya rusak ringan (RR) setelah terdampak longsor.
Hingga saat ini, upaya yang telah dilakukan oleh BPBD Kabupaten Landak beserta tim gabungan dari instansi terkait adalah membuka jalur yang terdampak banjir dan longsor menggunakan alat berat di Dusun Emprija, Desa Semunti, Kecamatan Air Besar.
Selain itu, tim BPBD Kabupaten Landak juga telah melakukan pendistribusian logistik, evakuasi warga dengan perahu dan aktivasi posko darurat bencana.