REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Australia mengatakan mereka akan mulai menerima vaksin Covid-19 pada awal tahun 2021. Pada bulan Januari dan Februari tahun depan Australia akan menerima sekitar 3,8 juta dosis vaksin.
Pada Senin (7/9) Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan pemerintahannya membuat kesepakatan dengan perusahaan farmasi CSL untuk memproduksi vaksin Covid-19 yang dikembangkan AstraZeneca dan Oxford University.
Vaksin AstraZeneca yang dinamakan AZD1222 itu sedang dalam proses uji coba klinis tahap terakhir di Inggris, Brasil dan Afrika Selatan. Pada bulan Agustus lalu Australia mengatakan mereka akan membeli vaksin AstraZeneca.
Namun rencana itu sempat diragukan karena perusahaan farmasi Australia CSL mengatakan mereka memprioritaskan vaksin mereka sendiri. Ketidakpastian itu diselesaikan setelah pemerintah Australia mengatakan mereka juga akan membeli vaksin CSL sebagai alternatif bila uji coba vaksin tersebut berjalan sukses.
Sementara itu angka kasus infeksi harian Negara Bagian Victoria turun ke titik terendahnya sejak 26 Juni. Dalam 24 jam jumlah kasus baru virus corona di pusat wabah Negeri Kanguru itu hanya bertambah 41. Lebih rendah dibandingkan hari sebelumnya yang sebesar 63 kasus.
Negara bagian terpadat kedua di Australia itu diterpa gelombang kedua wabah virus korona. Mereka bertanggung jawab atas 75 persen kasus infeksi dan 90 persen kasus kematian terkait virus corona di Negeri Kanguru.
Victoria memperpanjang kebijakan karantina wilayah hingga 28 September. Sebab penurunan angka kasus infeksi harian lebih lambat dibandingkan yang diharapkan.