Selasa 08 Sep 2020 13:24 WIB

Sleman Temple Run 2020 Janjikan Protokol Kesehatan Ketat

Agenda ini sudah mendapatkan rekomendasi Tim Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Sleman.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Peserta berlari melintasi kawasan Situs Candi Barong saat mengikuti Sleman Temple Run 2019 lalu.
Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Peserta berlari melintasi kawasan Situs Candi Barong saat mengikuti Sleman Temple Run 2019 lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman tetap akan menggelar Sleman Temple Run 2020 pada 27 September 2020 mendatang. Dihelat di tengah-tengah pandemi Covid-19, penyelenggara menjanjikan penerapan protokol kesehatan ketat.

Salah satu yang mengkhawatirkan tentu saja karena agenda ini selalu sukses menarik kerumunan massa. Apalagi, kompetisi ini memiliki rute-rute panjang yang biasanya meter demi meter diramaikan masyarakat yang ingin menonton.

Sejauh ini, rute yang akan dilalui dimulai dan diakhiri di Candi Banyunibo. Beberapa rute yang akan dilewati seperti Umbulsari, Watu Balik, Candi Ijo, Candi Miri, Spot Riyadi, Candi Sojiwan, Candi Ratu Boko, dan Candi Barong.

Belum lagi, ini merupakan agenda olah raga yang jelas menghasilkan banyak keringat. Selain kerumunan masyarakat, kerumunan sudah bisa dipastikan ada dari peserta-peserta yang sejauh ini saja sudah menyentuh angka 500 orang.

Ketua Panitia Sleman Temple Run, Ramdhan Kresnawan Handarto menuturkan, kini sudah ada 560 peserta yang akan ikut serta dalam agenda lari ini. Angka itu merupakan jumlah terakhir peserta lantaran sudah memenuhi kuota pendaftar.

"Ada sebanyak 560 peserta yang telah terdaftar dan memenuhi kuota, dan juga diikuti oleh peserta dalam dan luar negeri," kata Ramdhan, di kantor Dispar Sleman.

Namun, ia meyakini, nantinya agenda Sleman Temple Run 2020 itu akan mampu dilaksanakan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Dimulai dari kelengkapan peserta yang diharuskan menggunakan masker dan sarung tangan.

Lalu, teknis pembatasan karena setiap garis awal hanya akan ada 20 orang per sesi dengan jeda waktu satu menit. Kemudian, peserta harus jaga jarak dengan peserta lain 1,5 meter, yang jelas sulit diterapkan mengingat ini kompetisi.

"Penerapan protokol kesehatan juga berlaku dalam hal lain yaitu pemeriksaan suhu badan dengan suhu maksimal 37,3 derajat Celcius, serta mewajibkan tiap peserta membawa hasil rapid test (non-reaktif) dan surat keterangan sehat," ujar Ramdhan.

Uniknya, Kepala Dispar Sleman, Sudarningsih menambahkan, agenda ini sudah mendapatkan rekomendasi Tim Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Sleman. Tim yang selama ini mengimbau warga tidak menggelar acara-acara yang mengundang masa.

Terlepas dari potensi-potensi penularan tersebut, Sudarningsih menerangkan, Sleman Temple Run merupakan usaha mempromosikan destinasi wisata bertajuk 'sport tourism' di Kabupaten Sleman. Ini jadi tahun kelima gelaran tersebut.

Kompetisi lari ini rencananya dilaksanakan dengan beberapa kategori. Mulai dari 7 K, 13 K, 25 K, sampai kategori master dengan batasan usia 40 tahun ke atas, yang akan memperebutkan total hadiah sebesar Rp 176 juta.

"Sleman Temple Run sudah rutin dilaksanakan setiap tahunnya, dan sekarang memasuki tahun kelima bekerja sama dengan Trail Runners Yogyakarta. Dalam situasi pandemi, penyelenggaraan Sleman Temple Run 2020 akan dilaksanakan dengan skema penerapan protokol kesehatan yang ketat," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement