REPUBLIKA.CO.ID, LESBOS -- Kebakaran terjadi di kamp pengungsian yang penuh sesak di Pulau Lesbos, Yunani, pada Rabu. Kebakaran memaksa ribuan penghuni untuk melarikan diri di tengah karantina wilayah terkait pandemi Covid-19.
Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis segera memanggil para menteri untuk mengadakan rapat darurat. Namun hingga kini belum ada laporan mengenai korban dalam peristiwa tersebut.
Menurut petugas pemadam, api mulai muncul di kamp bernama Moria itu selepas Selasa (8/9) malam. Pada Rabu pagi, sebagian besar area kamp telah membara dengan asap dari tenda-tenda dan wadah penampungan yang telah terbakar, sementara sejumlah orang mulai mencari barang-barang mereka yang tersisa.
"Uni Eropa menyatakan siap untuk membantu Yunani dalam masa yang disebutnya sebagai “saat-saat sulit” ini," kata Wakil Ketua Komisi Eropa Margaritis Schinas dalam cuitan di Twitter, usai berbicara dengan Mitsotakis.
Penyebab munculnya api masih belum diketahui. Namun otoritas tengah menyelidiki kemungkinan ada atau tidaknya unsur kesengajaan.
Berdasarkan laporan awal, api muncul di beberapa lokasi berbeda yang kemudian melalap kamp, setelah otoritas berupaya untuk mengisolasi sejumlah orang yang teruji positif COVID-19.
“Api masih membakar, tapi (penghuni) kamp sudah dievakuasi. Semua orang sedang di jalan utama menuju Kota Mytilini,” kata Panagiotis Deligiannis, seorang saksi mata di kamp Moria.
“Ada polisi yang tidak mengizinkan mereka masuk. Mereka tidur di kiri-kanan lapangan,” kata dia menambahkan.
Pemerintah mungkin akan mengumumkan Lesbos dalam keadaan darurat, sehingga dapat memobilisasi semua pihak untuk membantu pulau tersebut dan juga para pencari suaka.
Sementara itu, Wali kota Mytilini Stratis Kytelis mengatakan bahwa para pengungsi dari kamp itu harus ditempatkan di kapal demi mencegah penyebaran virus Corona. “Situasinya sudah di luar kendali,” ujar anggota kepolisian, Argyris Syvris.
Ia menambahkan bahwa pihak kepolisian dipaksa untuk melepas sekitar 200 orang yang akan dipulangkan ke negara asal mereka.
Fasilitas kamp Moria ditempati oleh lebih dari 12 ribu orang, empat kali lipat dari kapasitas semestinya. Hal itu disoroti oleh kelompok pemberi bantuan yang menyebut bahwa pembatasan sosial dan langkah kebersihan mendasar pun tidak mungkin diterapkan di sana.
Moria berada di bawah karantina pada pekan lalu, setelah otoritas mengonfirmasi seorang pencari suaka yang positif Covid-19. Angka orang terinfeksi bertambah menjadi 35 sejak saat itu. Pulau Lesbos, yang terletak di seberang pesisir Turki, menjadi lokasi terdepan dalam pergerakan massa pengungsi dan migran ke Eropa pada 2015-2016.