REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus penusukan terhadap pendakwah Syekh Ali Jaber dapat menjadi pelajaran pentingnya menjaga keamanan selama berlangsungnya acara kegiatan agama. Hal ini disampaikan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Abdul Mu'ti.
"Kasus yang menimpa Syeikh Ali Jaber bisa menjadi pelajaran tentang pentingnya menyiapkan keamanan dalam setiap penyelenggaraan acara yang menghadirkan massa dalam jumlah besar, apalagi di ruang terbuka," kata Abdul Mu'ti,Senin (14/9).
Mu'ti mengatakan, kasus yang terjadi pada Syeikh Ali Jaber merupakan musibah. Kemungkinan peristiwa tersebut baru pertama kali terjadi.
"Atas kasus yang dialami Syeikh Ali Jaber, pemenuhan persyaratan dan prosedur pemberitahuan serta perijinan penyelenggaraan kegiatan yang melibatkan massa perlu lebih diperketat selain untuk keamanan juga untuk kesehatan," ucap Mu'ti.
Dia melanjutkan, pemenuhan persyaratan begitu penting agar penyelenggaraan suatu acara tidak menjadi kluster baru penyebaran virus corona, dan memastikan tidak akan terjadinya kekerasan.
Sebelumnya, Syekh Moh Ali Jaber ditusuk seorang pria saat mengisi kajian di Masjid Falahuddin, Tamin, Tanjungkarang, Pusat, Bandarlampung, Ahad (13/9) sore. Syekh Ali Jaber mengalami luka pada bagian atas tangan kanannya.
Setelah itu, Syekh Ali Jaber kemudian dilarikan ke Puskesmas terdekat untuk diberikan pertolongan. Jamaah yang hadir kemudian langsung menangkap lelaki yang melakukan penusukan. Aparat kepolisian langsung mengamankan pelaku ke tempat pos polisi.