Senin 14 Sep 2020 22:23 WIB

Tanggapan Pengurus Cabor Atletik Soal Ramai Balap Lari Liar

Para pelaku balap lari dianggap kurang terarahkan.

Rep: Ali Mansur/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Berlari (Ilustrasi)
Berlari (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kegiatan balap lari liar tengah mewabah di beberapa wilayah dan menjadi isu hangat di berbagai platform media sosial. Biasanya adu lari ini dilakukan oleh para remaja dan berlangsung malam hari dengan menutup jalan raya. Balap lari liar tersebut mirip dengan pola balap motor liar yang terjadi di kota-kota besar, hanya medianya saja yang berbeda.

Dalam kegiatan itu, para penonton berkumpul di sepanjang jalan yang digunakan sebagai lintasan lari untuk mendukung 'joki'-nya masing-masing. Banyak yang menilai fenomena balap liar ini mengganggu ketertiban umum, juga sebagai ajang judi. Tapi tidak sedikit yang menilai kegiatan itu sebagai hal yang positif dibanding balap motor liar. 

Sekjen Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI), Tigor Tanjung menilai fenomena ini bisa menjadi hal positif jika dapat diarahkan dengan baik. Namun sebaliknya jika dibiarkan saja, apalagi sampai mengganggu ketertiban umum, tentu sangat tidak baik. 

"Semangatnya untuk kegiatan atletik ini sudah baik, dan tentu ini berpotensi jika diarahkan," ujar Tigor saat dihubungi republika.co.id, Senin (14/9).

Menurut Tigor, tidak hanya pemerintah dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), khususnya PB PASI tapi juga masyarakat. Bahkan instansi media pun dapat mengelolahnya dengan menggelar event-event atletik, seperti balap lari. Sehingga, fenomena balap lari ini tidak liar lagi dan tidak mengganggu ketertiban umum. Bahkan fenomena ini dapat melahirkan kesenangan terhadap olahraga atletik ini.

"Harus ada penelitian juga. Kalau sepak bola tarkam banyak yang nonton itu sudah biasa, tapi balap lari tarkam yang  nontonya banyak kan menarik," kata Tigor.

Sebenarnya, lanjut Tigor, pihaknya sudah membuat program olahraga lari di masyarakat, khususnya usia muda. Antaranya lomba sprint 60 meter di setiap provinsi. Menurut Tigor, perlombaan yang digelar tersebut dimulai dari tingkat kota dan kabupaten, lalu para pemenang akan diadu di tingkat provinsi. 

"Mungkin mereka (peserta balap liar) belum mengetahui jika ada wadah untuk lomba lari. Di Jakarta juga banyak event-event balap lari," tutur Tigor. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement