Jumat 18 Sep 2020 09:06 WIB

Dompet Dhuafa-RRI Inisiasi Aksi Peduli Dampak Corona

Dompet Dhuafa menilai dampak ekonomi Corona bisa pengaruhi gizi anak-anak

- Dompet Dhuafa berkolaborasi dengan RRI mengadakan Launching Aksi Peduli Dampak Corona sebagai upaya lanjutan penanganan Covid-19 di Indonesia.
Foto: Dompet Dhuafa
- Dompet Dhuafa berkolaborasi dengan RRI mengadakan Launching Aksi Peduli Dampak Corona sebagai upaya lanjutan penanganan Covid-19 di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dompet Dhuafa berkolaborasi dengan RRI mengadakan Launching Aksi Peduli Dampak Corona sebagai upaya lanjutan penanganan Covid-19 di Indonesia. Aksi Peduli Dampak Corona (APDC) merupakan bentuk nyata Filantropeneur di masa pandemi demi ketahanan ekonomi skala keluarga. Aktivitas Program APDC mencakup bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan, budaya dan iman takwa.

Di sektor ekonomi, Dompet Dhuafa menginisiasi beberapa program, seperti program ketahanan pangan berbasis keluarga maupun komunitas. Ketahanan pangan berbasis keluarga seperti budidaya ikan lele dan sayur dalam ember (budikdamber), kebun pangan keluarga, bantuan modal usaha mikro perorangan dan bantuan pangan yang diprioritaskan untuk lanjut usia, serta disabilitas atau mereka yang tidak bisa diberdayakan lagi.

Dompet Dhuafa melalui Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM) juga menggagas dan menerapkan program Keluarga Tangguh bagi keluarga pra sejahtera. Program Keluarga Tangguh Dompet Dhuafa tidak hanya sampai pada pemberian bantuan saja, namun terus memantau dan mendampingi hingga kestabilan ekonomi keluarga bisa tercapai. Di sektor kesehatan, salah satu aspek yang menjadi fokus utama Dompet Dhuafa adalah penanganan stunting pada anak anak.

Parni Hadi, selaku Inisiator dan Ketua Pembina Dompet Dhuafa mengungkapkan bahwa, dampak Corona memendekkan pertumbuhan ekonomi, dan tentu berdampak pada gizi maupun anak-anak yang akan lahir. Dompet Dhuafa siap bekerjasama dengan siapapun, dan ia pun membacakan maklumat aksi peduli dampak Corona  (APDC).

1. Bahwa pandemi Corona telah berdampak multi lintas seluruh aspek kehidupan umat manusia tanpa memandang status gender, usia, kewarganegaraan, kebangsaan, agama, keyakinan dan ideologi yang dianut masing-masing individu.

2. Bahwa yang paling terdampak pandemi Corona adalah mereka yang paling lemah atau rawan secara ekonomi, kesehatan, pendidikan, nilai-nilai budaya, iman dan takwa.

3. Bahwa perlu digalang kerja sama multi lintas dan multi pemangku kepentingan (stakeholders) di dalam dan luar negeri untuk mencari solusi yang holistik, terintergrasi dan komprehensif untuk atasi dampak itu;

4. Bahwa dampak langsung pandemi Corona dalam bidang ekonomi adalah kemandegan pertumbuhan, bahkan minus terutama dalam bentuk pemutusan hubungan kerja (PHK) dan meningkatnya jumlah pengangguran dengan semua mata rantai dampak lanjutannya.

5. Bahwa perlu diluncurkan inisiasi Aksi Peduli Dampak Corona (APDC) yang manfaatnya dapat segera dinikmati oleh mereka yang lemah melalui program pemberdayaan berdasar filantropreneur, melibatkan seluruh pihak terkait, dalam program atau proyek padat karya multiguna.

 

Kemudian Irma Ardiana dari BKKBN menegaskan upaya terus dimaksimalkan untuk percepatan penurunan stunting. "Penekanan pendekatan hulu, bisa kita rencanakan bagi keluarga masing-masing," ucap dia, Kamis (17/9)

Acara yang berlangsung virtual dan berpusat di Gedung RRI Pusat, Jakarta, turut hadir Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Muhajir Efendi. Muhadjir bersyukur semakin banyak LSM seperti Dompet Dhuafa maupun organisasi sosial yang peduli dengan stunting. Urusan stunting bukan hanya beban atau urusan pemerintah maupun negara saja. 

Malah, ucap dia, justru semua pihak harus turut serta dalam peran aktif penuh, berkomitmen sungguh-sungguh pada penuntasan stunting dari masyarakat madani seperti Dompet Dhuafa maupun organisasi sosial. "Atas nama pemerintah saya menguncapkan terima kasih kepada Dompet Dhuafa yang memiliki kepedulian luar biasa atas program prioritas dalam membangun sumber daya manusia. Kami juga menunggu organisasi sosial yang lain untuk bergabung dengan Dompet Dhuafa," tutur dia.

Di sesi lanjutan, Bambang Suherman, selaku Direktur Pengembangan Zakat dan Wakaf Dompet Dhuafa memaparkan sejak 2015, Dompet Dhuafa sudah terlibat di program stunting. Ada 26 titik di Kabupaten dan Kota, program stunting masih terus berjalan, perlu ada pendamping di level bawah yang basisnya penguatan keluarga. Melalui pendidikan, perilaku kesehatan dan ekonomi untuk kami menciptakan generasi sehat. "Intervensi berbasis dampak Corona, juga ada 155 kader terlatih untuk mendampingi," ujar dia.

Di tengah pandemi, Darba Daraba, selaku Sekda Gorontalo yang mewakili Gubernur menuturkan bahwa angka stunting di daerahnya menunjukkan penurunan angka kasus. Di daerahnya tidak terlepas dari amanah permenkes, pemerintah pusat dan daerah akan tanggung jawab atas gizi anak secara terpadu. Pemerintah intervensi gizi dalam penurunan stunting, mulai dari awal hingga akhir terutama evaluasi. 

Di sisi lain, Benyamin Lola, selaku Wakil Gubernur NTT (Nusa Tenggara Timur) juga menyampaikan data stunting di daerahnya. “Stunting persoalan utama dari kemiskinan, mengakibatkan mal nutrisi, povinsi NTT di 2020 bulan maret meraih posisi angka kemiskinan 20,90 persen. Dalam perjalanan stunting di tahun 2018 mencapai 42,6 persen, sementara pada tahun 2019 menurun menjadi 35,5 persen hingga pada 2020 kembali turun di 27,9 persen. Selain itu juga ada kasus gizi buruk di NTT, dan dalam mengatasi hal tersebut melalui 7 program prioritas, percepatan penurunan kemiskinan, yang menjadi prioritas penurunan stunting. Ada 14 persen dalam 2 tahun terakhir. Kami sangat optimis dalam penurunan stunting, yaitu sasaran utama ibu hamil maupun bayi". 

Sehingga pengurangan angka stunting di setiap wilayah Indonesia, tidak hanya peran negara maupun pemerintah, namun peran-peran dari organisasi sosial seperti Dompet Dhuafa untuk maju melangkah bersama masyarakat demi menyelamatkan generasi-generasi penerus bangsa.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement