REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim peneliti internasional mengumumkan penemuan sperma hewan tertua di dunia. Para ilmuwan menemukan sperma berusia 100 juta tahun, yang termasuk dalam krustasea kecil yang dikenal sebagai ostracoda atau ostracod di Myanmar.
Sperma raksasa tersebut dikatakan dapat tumbuh hingga hampir empat kali panjang tubuh produsennya. Dalam laporan The New York Post, penemuan yang dibuat oleh para peneliti di Queen Mary University of London, Ludwig-Maximilians-Universitaet (LMU) di Munich, dan Chinese Academy of Science di Nanjing. Tim menemukan ostracoda dan sperma raksasa mereka membatu dalam damar.
Tim peneliti menjuluki ostracoda sebagai spesies baru bernama Myanmarcypris hui. Kepala ilmuwan dalam tim, He Wang mengatakan bahwa hasil penemuan ini sangatlah luar biasa.
“Kami tidak hanya menemukan pelengkap kecil mereka di dalam cangkangnya, kami juga bisa melihat organ reproduksi hewan ini,” ujar Wang, dilansir Live Science, Jumat (18/9).
Wang dan tim mengidentifikasi 39 ostracods kuno di dalam amber. Para peneliti juga menemukan hewan dari dua gender, jantan dan betina. Krustasea diyakini berasal dari periode kapur dan membatu setelah berhubungan seks.
Para peneliti menemukan sperma raksasa bertanda “h” dan “l” di dalam wadah mani seperti kantung betina. Ukuran sperma kira-kira 200 mikron panjangnya, yang dua kali lebar selembar kertas.
Meskipun panjang sperma itu mungkin tampak sangat kecil, itu relatif sangat besar, karena itu sepertiga dari panjang tubuh ostracoda. Bagian menarik dari penelitian ini, menurut Renate Matzke-Karasz, seorang ahli geobiologi adalah sekarang dapat menunjukkan bahwa menggunakan sperma raksasa untuk reproduksi adalah sesuatu yang dapat bertahan lama dalam sejarah Bumi.
"Sebelumnya, kami tidak yakin apakah hewan yang 'beralih' menggunakan sperma raksasa ini pada titik tertentu dalam sejarah menjadi punah dengan sangat cepat,” jelas Matzke-Karasz.
Ostracoda adalah kelas dari anggota hewan tak bertulang belakang yang terrasuk dalam filum Arthropoda. Hewan ini umumnya berukuran sekitar satu milimeter, namun biasanya berkisar mulai dari 0,2 hingga 30 milimeter, yang biasanya hidup di laut sebagai zooplankton.