Ahad 20 Sep 2020 11:10 WIB

Sulitnya UMKM Bertahan di Tengah Pandemi

UMKM perlu memanfaatkan teknologi dalam bertransaksi agar berkembang.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolandha
Pengusaha Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) menunjukkan penjualan produk makanan stik ketela yang dipasarkan melalui media sosial, di Lhokseumawe, Aceh, Sabtu (18/9). UMKM didorong memanfaatkan teknologi untuk transaksi agar dapat bertahan di tengah pandemi.
Foto: Antara/Rahmad
Pengusaha Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) menunjukkan penjualan produk makanan stik ketela yang dipasarkan melalui media sosial, di Lhokseumawe, Aceh, Sabtu (18/9). UMKM didorong memanfaatkan teknologi untuk transaksi agar dapat bertahan di tengah pandemi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) terdampak paling parah akibat pandemi Covid-19. Bahkan banyak yang hingga harus gulung tikar.

Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Profesor Rully Indrawan mengatakan, total UMKM nasional sekitar 99,9 persen dari total usaha yang ada di Indonesia. Hanya saja karena sektor usaha ini terkena dampak paling parah maka pergerakan ekonomi nasional menjadi jatuh. 

Dari sisi lapangan kerja, sektor ini juga menjadi sektor paling banyak penyerapannya. "Dampak pandemi ini memang luar biasa terhadap ekonomi kita, banyak UMKM terdampak secara umum, karena jumlahnya paling banyak dan penyerapan tenaga kerja juga banyak jadi kalau kena dampak kita semua kerepotan," kata Rully melalui siaran pers yang diterima pada Ahad (20/9).

Meski begitu, Rully menjelaskan, pandemi tersebut juga sedikit banyak memberikan peluang baik bagi pelaku UMKM agar tumbuh kembang. Salah satunya peluang untuk melakukan transformasi bisnis oleh UMKM seperti lebih mengoptimalkan pemanfaatan teknologi dalam bertransaksi baik penjualan atau pembelian. 

Transaksi secara online akhir-akhir ini menjadi suatu hal lazim. Sebab dianggap sebagai solusi untuk meminimalisir kontak langsung agar penularan Covid-19 bisa ditekan. 

Maka Rully mengapresiasi dukungan dari semua pihak khususnya Bank Indonesia (BI) yang telah mengeluarkan sebuah platform QR Code Indonesian Standard (QRIS). Dengan sistem ini akan semakin memudahkan para pelaku UMKM dalam melakukan transaksi. 

Dari sisi keamanan dijamin dengan QRIS transaksi cepat, mudah, murah, aman, dan handal. Sistem ini tentu saja mendukung upaya pemerintah dalam mencegah penyebaran Covid-19 karena transaksi bersifat cashless. 

"Dengan inovasi luar biasa QRIS diharapkan bisa membantu masalah dan hambatan yang disebabkan oleh pandemi sehingga transaksi bisa secara digital. QRIS ini jadi program nasional dimana semua daerah kita bersama-sama ingin kenalkan mengenai apa dan bagaimana QRIS itu," tutur dia.

Lebih lanjut, Rully juga berharap semua pihak dapat memberikan dukungan terhadap UMKM nasional supaya bisa bangkit dari keterpurukan. Dia berharap Organisasi UKM IKM Nusantara yang telah tersebar di 21 provinsi bisa bersama pemerintah melakukan pendampingan dan pembinaan bagi UMKM agar bisa bertahan di tengah kondisi yang sulit. 

Melalui berbagai program yang disusun oleh UKM IKM Nusantara, Prof Rully menegaskan siap mendukungnya dan berjalan bersama-sama. "Ini luar biasa, kita berdoa agar UKM IKM Nusantara bisa terus berperan dalam membantu pendampingan terhadap pelaku UMKM kita. Sebelum Covid-19 kita udah kordinasi dengan berbagai Kementerian dan Lembaga untuk melakukan konsolidasi bersama dalam membantu UMKM," jelas dia.

Kepala Unit Implementasi Kebijakan SP dan Pengawas SP PUR Bank Indonesia Wilayah Solo Mulyadi menambahkan, tren transaksi digital yang terus meningkat mendorong BI agar terus mengkampanyekan QRIS. Sistem pembayaran nasional yang sudah terhubung dengan mobile payment ini telah didukung oleh 38 penyelenggara bank dan nonbank. 

Menurutnya, pelaku UMKM bisa memanfaatkan QRIS ini untuk segala jenis kategori usaha. Dengan begitu bisa terhubung dan memanfaatkan layanan ini dia menyarankan agar pelaku UMKM dapat mendaftarkan diri untuk menjadi merchent dengan cara menghubungi QRIS berizin (https://bit.ly/PJSQRIS). Kemudian pelaku usaha perlu menyiapkan dokumen pendukung seperti buku rekening, smartphone dan lainnya. 

"Manfaatnya banyak, bagi pedagang QRIS ini dapat membangun credit profile untuk memudahkan mendapatkan pembiayaan. Semua transaksi tercatat dengan rapi dan masuk ke rekening pemilik dan tentunya murah, mudah dan akan terhindar dari risiko seperti pencurian dan uang palsu," jelas dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement