REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bea Cukai secara terus-menerus menggencarkan asistensi ekspor bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Melalui kegiatan Klinik Ekspor dan pendampingan intensif, Bea Cukai di berbagai daerah seperti Cilacap, Tarakan, dan Jember menunjukkan komitmennya dalam mendorong UMKM agar mampu bersaing di pasar global.
Bea Cukai Cilacap menggelar kegiatan Klinik Ekspor sebagai bagian dari upaya mendorong pengembangan industri lokal.
Pada Selasa (29/4/2025), tim Klinik Ekspor melakukan kunjungan langsung ke tiga pelaku UMKM berpotensi ekspor di wilayah Kebumen, yaitu PT Mustika Rudraksa, UD Pancuran Mas, dan PT Mbakyu Klenteng Indonesia.
Kunjungan tersebut bertujuan untuk memberikan edukasi, asistensi, serta sesi konsultasi secara langsung terkait prosedur ekspor dan permasalahan kepabeanan. Ketiga UMKM yang dikunjungi memiliki tahapan kesiapan ekspor yang beragam.
PT Mustika Rudraksa tengah mempersiapkan ekspor mandiri ke Cina dan India. PT Mbakyu Klenteng Indonesia sedang menjajaki business matching untuk produk makanan khas, dan UD Pancuran Mas tengah berupaya bangkit kembali ke pasar ekspor setelah terdampak pandemi dan konflik global.
Pada Rabu (30/4/2025), Bea Cukai Tarakan melaksanakan kegiatan asistensi kepada UMKM binaan, yakni PT Ba Lamok King Food, yang bergerak di bidang olahan seafood. Kegiatan ini merupakan bagian dari Inisiatif Strategis Program Reformasi Kepabeanan dan Cukai serta Pengembangan dan Pemberdayaan UMKM.
Melalui asistensi ini, Bea Cukai Tarakan berupaya menciptakan UMKM yang tangguh dan mandiri dalam menghadapi pasar ekspor. Dukungan konkret seperti pemahaman regulasi, pemetaan potensi pasar, hingga strategi pemasaran internasional menjadi fokus utama dalam kegiatan tersebut.
Di wilayah Jember, Bea Cukai juga menjalankan kegiatan serupa. Melalui Klinik Ekspor yang digelar pada Senin (22/4/2025) bersama LPK Sahabat Sukses, Bea Cukai Jember memberikan pelatihan dan sosialisasi tentang prosedur ekspor serta akses pasar internasional.
Kegiatan ini tidak hanya menyasar pemahaman teknis, tetapi juga membangun mindset ekspor di kalangan pelaku UMKM. Selain itu, program ini dirancang agar UMKM tidak hanya siap dari segi produk, tetapi juga dari sisi administrasi dan jaringan bisnis luar negeri.
Menyikapi berbagai kegiatan ini, Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai, Budi Prasetiyo, menyatakan langkah ini merupakan bukti nyata keberpihakan pemerintah terhadap sektor UMKM yang berorientasi ekspor.
“Kami berkomitmen untuk terus hadir sebagai fasilitator ekspor. Melalui Klinik Ekspor dan berbagai program asistensi lainnya, kami ingin memastikan UMKM memiliki akses informasi, pemahaman prosedur, serta kepercayaan diri untuk bersaing di pasar global,” kata Budi dalam keterangan Selasa (6/5/2025).