Selasa 22 Sep 2020 13:53 WIB

NASA Siap Kirim Astronotnya Lagi ke Bulan Tahun 2024

NASA berencana mengirimkan lagi astronot ke bulan pada 2024.

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
picture-alliance/dpa/R. Michael
picture-alliance/dpa/R. Michael

NASA mengungkapkan rencananya untuk mengirim astronotnya lagi ke bulan untuk pertama kalinya sejak 1972. Ini akan jadi perjalanan manusia pertama ke Kutub Selatan Bulan dan misi Bulan pertama dengan seorang wanita.

NASA pada hari Senin (21/09) mengumumkan rencananya untuk mendaratkan astronot pria lainnya dan juga astronot perempuan pertama di Bulan pada tahun 2024, sejak terakhir kali Badan Pernebangan dan Antariksa AS ini mengirim manusia ke Bulan di tahun 1972.

"Kami akan kembali ke Bulan untuk penemuan ilmiah, manfaat ekonomi, dan inspirasi bagi generasi baru penjelajah," kata administrator NASA Jim Bridenstine dalam pernyataannya di situs NASA.

Proyek ini diperkirakan menelan biaya sebesar 28 miliar dolar AS (sekitar Rp 391 triliun). Tapi sebelumnya, anggaran proyek yang telah jadi prioritas utama Presiden As Donald Trump ini, harus disetujui Kongres AS. Kepada wartawan, Bridenstine mengatakan poryek pendaratan di bulan 2024 masih berada “dalam jalur“ jika Kongres AS menyetujui anggaran 3,2 miliar dolar AS (sekitar 44,8 triliun) pertama sebelum natal tahun ini.

Misi yang diberi nama Artemis, akan berlangsung dalam beberapa fase, dimulai dengan peluncuran pesawat ruang angkasa nirawak Orion NASA pada November 2021.

Pada fase kedua dan ketiga, para astronot akan mengelilingi Bulan dan mendarat di permukaannya.

Mirip dengan misi Apollo 11 yang pertama kali membawa manusia - Neil Armstrong dan Buzz Aldrin - menginjakkan kakinya di Bulan pada tahun 1969, fase misi Artemis di permukaan bulan akan berlangsung sepekan - lebih lama dari misi Apollo - dan mencakup hingga lima "aktivitas luar angkasa."

Pendaratan pertama di Kutub Selatan Bulan

Pesawat ruang angkasa itu akan mendarat di kutub selatan Bulan, jelas NASA.

"Tidak ada pemberitahuan lebih lanjut selain itu," kata Bridenstine kepada wartawan, mengesampingkan kemungkinan bahwa astronot akan mendarat di lokasi pendaratan Apollo di ekuator Bulan antara tahun 1969 dan 1972.

"Sains yang akan kami lakukan [dalam misi ini] benar-benar sangat berbeda dari apa pun yang telah kami lakukan sebelumnya," kata Bridenstine. “Kita harus ingat selama era Apollo, kita mengira bahwa bulan itu tandus. Sekarang kami tahu bahwa ada banyak air es dan kami tahu bahwa itu ada di Kutub Selatan."

NASA gandeng Bezos dan Musk

NASA pun menggandeng tiga perusahaan untuk mengangkut para astronotnya melakukan pendaratan di bulan.

Tiga perusahaan tersebut antara lain Blue Origin, perusahaan kedirgantaraan yang didirikan oleh Jeff Bezos yang bekerja sama dengan produsen pesawat Lockheed Martin, perusahaan teknologi dirgantara Northrop Grumman, dan perusahaan penerbangan Draper. Selain itu ada juga SpaceX milik Elon Musk dan Dynetics.

Modul pendaratan saja diperkirakan menelan biaya 16 miliar dolar AS atau sekitar Rp 224 triliun.

rap/pkp

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement