REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat akan mulai beroperasi secara terbatas pada November 2020 mendatang. Hal ini sejalan dengan konstruksi paket pertama yang hampir rampung sebelum akhir 2020.
Kemudian akan dilanjutkan dengan pembangunan paket kedua yang ditargetkan rampung akhir 2021. Pelabuhan Patimban baru beroperasi secara penuh pada 2023.
Untuk tahap awal, pelabuhan dengan kapasitas 7,5 juta TEUs ini diutamakan bisa membantu arus barang dari sentra industri di Bekasi, Karawang, dan Purwakarta. Artinya, Pelabuhan Patimban sekaligus akan mengurai beban yang selama ini diemban oleh Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta Utara. Nantinya, Tanjung Priok akan fokus melayani kawasan industri di Tangerang dan Bekasi Barat.
"Soft opening bisa dilakukan November-Desember ini. Nah tentunya diharapkan dengan pelabuhan ini maka ekspor otomotif bisa melalui Pelabuhan Patimban," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan pers usai rapat terbatas di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa (22/9).
Airlangga menjelaskan, Pelabuhan Patimban dibangun dengan nilai investasi Rp 43,2 triliun. Sebagian besar dari kebutuhan lahan seluas 369 hektare dan lahan pendukung 345,2 hektare sudah terpenuhi. Pemerintah juga masih akan melengkapi akses jalan Pantura menuju pelabuhan sepanjang 8,2 km. Selain itu, akses jalan juga akan dibangun menghubungkan Tol Cipali dengan akses pelabuhan.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyambut baik progres pembangunan Pelabuhan Patimban yang tepat waktu. Pelabuhan Patimban, menurutnya, adalah gerbang pembuka lahirnya kawasan metropolitan baru berjuluk Rebana (Cirebon-Subang-Majalengka). Cirebon diwakili oleh Ciayumajakuning, sementara Subang diwakili oleh Patimbang dan Majalengka oleh Bandara Kertajati.
Emil mengungkapkan, dalam Rebana akan hadir 10 kota baru. Dalam hitungan Pemprov Jawa Barat, kalau lancar akan hadir lima juta lapangan pekerjaan selama 15 tahun.
"Pergerakan ini akan menumbuhkan tambahan dua persen sampai empat persen pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat," kata Emil.