Rabu 23 Sep 2020 00:50 WIB

Kasus Positif Covid-19 di Tarakan Bertambah 8 Orang

Total kumulatif kasus konfirmasi positif Covid-19 di Tarakan 192 orang.

Kasus Positif Covid-19 di Tarakan Bertambah 8 Orang. Petugas Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana menyemprotkan cairan disinfektan di trotoar.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Kasus Positif Covid-19 di Tarakan Bertambah 8 Orang. Petugas Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana menyemprotkan cairan disinfektan di trotoar.

REPUBLIKA.CO.ID, TARAKAN -- Kasus konfirmasi positif Covid-19 bertambah delapan orang di Tarakan, Kalimantan Utara sehingga total kumulatif kasus konfirmasi positif corona sebanyak 192 orang.

"Terdapat penambahan kasus konfirmasi positif sebanyak delapan orang dan yang sembuh empat orang," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Tarakan, Devi Ika Indriarti, Selasa (22/9).

Baca Juga

Delapan pasien yang positif tersebut berinisial RYB (31 tahun), Sp (50), NA (39), MH (38), EFI (30), D (43), Dj (43), dan MHs (29). Sedangkan yang terkonfirmasi sembuh yakni pasien berinisial H (30), Z (54), BP (48) dan MFZ (28). Jumlah pasien yang sembuh dari COVID-19 sebanyak 175 orang.

Ia mengingatkan seluruh warga Kota Tarakan wajib patuh dan disiplin menerapkan protokol kesehatan sebagai bentuk pencegahan Covid-19, agar tidak semakin menyebar dan meluas. Jumlah kasus suspek yang dipantau di Tarakan saat ini sebanyak 215 orang, yakni orang yang dengan gejala ISPA.

“Dan pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi lokal,” kata Devi.

Orang dengan salah satu gejala ISPA dan 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi Covid-19, orang dengan ISPA berat atau pneumonia berat yang membutuhkan perawatan di rumah sakit dan tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.

“Jumlah seluruh kontak erat yang sedang dipantau yang saat ini sebanyak 215 orang. Kontak erat adalah orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probabel atau konfirmasi positif Covid-19,” katanya.

Riwayat kontak erat yang dimaksud yakni kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus probable/kasus konfirmasi dalam radius satu meter dan dalam jangka waktu 15 menit atau lebih. Kemudian sentuhan fisik langsung dengan kasus yang terkonfirmasi seperti salaman, berpegangan tangan dan lain-lain.

Selanjutnya, orang yang memberikan perawatan langsung terhadap kasus terkonfirmasi tanpa menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai standar. Juga situasi lainnya yang mengindikasi adanya kontak berdasarkan penilaian risiko lokal yang ditetapkan oleh tim penyelidikan epidemiologi.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement