Sabtu 26 Sep 2020 11:36 WIB

Ummu Mahjan Marbot Masjid yang Dihormati Rasululullah

Kisah Ummu Mahjan yang dicintai Rasullah

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Subarkah
membersihkan mushola (ilustrasi)
Foto: Republika/Thoudy Badai
membersihkan mushola (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Panggilan marbot sudah tidak asing lagi bagi jamaah masjid. Marbot atau kaum adalah istilah yang diberikan kepada seseorang yang bertugas menjaga kebersihan di lingungan masjid. Meski terkadang dipandang sebelah mata. Namun, petugas kebersihan masjid ini memiliki cerita yang tidak bisa disepelekan. Karena, Nabi Muhammad SAW sangat menghormati terhadap orang yang selalu menjaga kebersihan masjid.

 

Kisah Ummu Mahjan bisa menjadi spirit bagi para petugas kebersihan masjid untuk tidak merasa rendah diri jika Allah SWT memberikan amanah berupa pekerjaan sebagai petugas kebersihan masjid alias marbot. Jika pekerjaan itu ditunaikan dengan ikhlas karena Allah, Rasulullah pasti membanggakannya di akhirat kelak.

 

Teguh Pramono dalam bukunya "100 Muslim Terhebat Sepanjang Masa Inspirasi Para Muslim yang Dicatat dengan Tinta Emas" menceritakan,  di usianya yang sudah senja memang tidak banyak yang bisa Ummu Mahjan lakukan, selain menunggu kematian. Namun, sebagai pribadi Muslimah, dia masih punya kewajiban untuk terus menambah amal kebaikan sebelum nyawa sampai di tenggorokan.

 

Ummu Mahjan tetap semangat melakukan suatu hal yang banyak manfaatnya untuk orang lain. Membersihkan masjid adalah pekerjaanya di akhir hidupnya.

 Seperti diriwayatkan Tharani dan Daruquthi, bahwasanya Rasulullah SAW pernah mengatakan, orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.

 

"Itulah yang menjadi penyemangat saya untuk membersihkan tempat ini (masjid). Di  mana tempat ini menjadi tepat orang muslim mengingat yang mencitpakannya (Allah SWT),” kata Ummu Mahjan ketika ditanya kerbatnya kenapa selalu berada di lingungan mesjid, padahal usianya tidak memungkinkan lagi untuk bekerja.

 

Ketika itu, waktu shalat magrib hampir tiba, Ummu Mahjan kembali beranjak dari tempat persitirahatannya yang tidak jauh dari masjid. Ia bergegas menyapu semua debu yang masih terlihat di bagian-bagian vital masjid. Sampah dedaunan segera dia bersihkan sebelum jamaah masjid datang.

 

"Kamu semu (kotoran) tidak boleh terlihat lagi ketika waktu shalat tiba," kata Ummu Mahjan dalam hatinya.

 

Dalam melakukan pekerjaannya sehari-hari, Ummu Mahjan selalu riang gembira, dia sering berbicara sendiri ketika bekerja. Keikhlasan dalam melaksanakan pekerjaan nampaknya membuat rasa bosan di usian senjanya hilang.

 

Bahkan rembesan keringat yang keluar dari kulitnya jarang ia hiraukan jika sudah bekerja. Seperti dikisahkan, Ummu Mahzan memiliki kulit gelap, namun bercahaya di bagian wajahnya. Seperti itulah kegiatan sehari-hari Ummu Mahjan sampai dia meninggal.

 

Meninggalnya Ummu Mahjan membuat Rasulullah SAW merasa kehilangan. Terlebih Rasulullah tidak sempat melihat kondisi terakhir Ummu Mahjan sebelum meninggal.  Rasulullah SAW kaget kenapa para sahabatnya tidak member tahu prihal kematian Ummu Mahjan, padahal Rasulullah memantau perkembangan Ummu Mahjan yang sudah tua masih mau melakukan pekerjaan yang sebenarnya tidak pantas dia kerjakan.

 

Perasaan kaget Rasulullah SAW seperti dikisahkan dalam hadist Abu Hurairah Ra, bahwasanya ada sorang wanita berkulit hitam yang biasanya membersihkan masjid. Suatu ketika Rasulullah bertanya mengenai keberadaan Ummu Mahjan kepada para sahabat dan mereka menjawab.

“Ia telah meninggal  dan telah dikuburkan, wahai Rasulullah,”

 

Mendangarkan jawaban dari salah satu sahabatnya itu Rasulullah berkata. “Mengapa kalian tidak memberitahukan hal itu kepada ku?"

 

Para sahabat menjawab. “Kami mendatangi Anda tapi anda masih dalam keadaan tidur. Sehingga kami menshalatkan dan langsung menguburkannya,”

 

Mendengarkan jawaban itu Rasulullah langsung meminta ditunjukan tempat di mana Ummu Mahjan dimakamkan. “Mari kita pergi.”.

 

Lalu para sahabat bergegas menunjukkan kuburannya kepada Rasulullah SAW. Setelah sampai di makamnya kemudian Rasullah shalat jenazah untuk mendoakan Ummu Mahjan. Setelah itu Rasulullah berkata.

 

“Sesungguhnya kuburan ini terisi dengan kegelapan atas penghuninya Allah menerangainya bagi mereka karena aku telah mesalatkannya,” katanya.

 

Ummu Mahjan sendiri tidak memiliki harta berupa keturunan dan benda berupa kekayaan. Ummu Mahjan juga adalah seorang wanita yang sudah lanjut usia, namun semangat dan kecintaanya terhadap kebersihan majid patut dijadikan contoh.  

 

Atas semangat itulah Rasulla rela mengunjungi Ummu Mahjan ketika sedang membersihkan masjid. Kunjungan Rasulullah kepada orang miskin dan orang setua Ummu Mahjan adalah untuk memberikan makanan dan minuman.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement