Senin 28 Sep 2020 05:42 WIB

Sempat Positif Covid-19, 19 Guru di Cimahi Dinyatakan Sembuh

Dinas pendidikan belum dapat memastikan kegiatan belajar tatap muka dilaksanakan

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Hiru Muhammad
Petugas kesehatan bersiap untuk melakukan tes usap (swab test) di Puskesmas Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Rabu (26/8). Pemerintah Kota Cimahi melakukan tes usap (swab test) kepada sedikitnya 1.000 orang guru dalam rangka persiapan apabila pemerintah pusat menetapkan kebijakan sekolah dibuka setelah ditutup sementara akibat pandemi Covid-19. Foto: Abdan Syakura/Republika
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Petugas kesehatan bersiap untuk melakukan tes usap (swab test) di Puskesmas Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Rabu (26/8). Pemerintah Kota Cimahi melakukan tes usap (swab test) kepada sedikitnya 1.000 orang guru dalam rangka persiapan apabila pemerintah pusat menetapkan kebijakan sekolah dibuka setelah ditutup sementara akibat pandemi Covid-19. Foto: Abdan Syakura/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Sebanyak 19 guru di Kota Cimahi yang sempat positif covid-19 berdasarkan hasil uji usap secara masif yang dilakukan oleh pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi kini dinyatakan sembuh (negatif). Namun, terdapat dua orang guru lainnya yang meninggal dunia dengan status probable Covid-19.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Cimahi Harjono mengatakan sebanyak 19 orang guru yang sempat terkonfirmasi positif Covid-19 kini dinyatakan sembuh. Dua orang guru lainnya mengalami gejala Covid-19 dan dilakukan uji usap ulang namun meninggal dunia. "Guru yang positif 2 orang itu bukan dari swab masif, awalnya dia sakit terus di-swab, terus positif, dua guru meninggal. Yang 19 guru positif sembuh semua," ujarnya, Ahad (27/9).

Ia melanjutkan, pihaknya belum berencana mengeluarkan kebijakan siswa belajar tatap muka terlebih pandemi covid-19 masih terjadi dan berpotensi menjadi ancaman. Menurutnya, status Kota Cimahi saat ini yaitu oranye dengan rincian total kasus 315 orang terdiri dari 243 orang sembuh, 8 orang meninggal dunia dan 64 orang negatif.

Harjono pun belum dapat memastikan kegiatan belajar tatap muka dapat dilaksanakan dan masih menunggu keputusan pemerintah pusat. "Kita masih zona oranye, jadi belum bisa dilakukan pembelajaran tatap muka," katanya.

Ia menambahkan, para siswa saat ini sedang melaksanakan pembelajaran jarak jauh yang sudah berlangsung sejak pandemi covid-19 terjadi. Menurutnya, kegiatan belajar dilakukan secara online.

Katanya, terdapat kendala dalam pembelajaran jarak jauh seperti saat proses penilaian tengah semester yang sedang berlangsung. Menurutnya, pihaknya sedang memikirkan cara untuk membagikan rapor kepada siswa dan kendala siswa kelas 7 yang belum pernah bertemu guru.

Ia mengaku akan mengumpulkan para kepala sekolah SD dan SMP membahas persoalan pembelajaran jarak jauh yang dihadapi oleh siswa. Sekaligus menyiapkan guru untuk menyesuaikan dengan kurikulum di tengah pandemi covid-19 yang akan diluncurkan pemerintah pusat.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement