Selasa 29 Sep 2020 00:23 WIB

Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Pandemi

Kesehatan fisik sangat berkaitan erat dengan kesehatan mental.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Dwi Murdaningsih
Menjaga Kesehatan Mental
Foto: mgit03
Menjaga Kesehatan Mental

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Psikolog yang juga merupakan dosen Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Siti Muthia Dinni mengatakan, menjaga kesehatan fisik di tengah pandemi Covid-19 sangat penting dilakukan. Begitu pun dengan menjaga kesehatan mental.

Muthia menuturkan, kesehatan fisik sangat berkaitan erat dengan kesehatan mental. Situasi pandemi membuat sebagian orang menjadi stres, panik, khawatir hingga cemas.

Baca Juga

Hal ini tentu berdampak pada kesehatan mental. Bahkan, Muthia menyebut, kondisi ini dapat membuat hilangnya rasa aman dan kondisi kesehatan pun juga dapat menurun.

"Di masa seperti ini, orang akan mengaktifkan mode survival dalam dirinya. Berusaha untuk tetap tegar menghadapi kondisi yang belum pernah dirasakan sebelumnya," kata Muthia berdasarkan keterangan resminya di website UAD, Senin (28/9).

Untuk itu, menjaga kesehatan mental menjadi hal penting di masa pandemi ini. Muthia menuturkan, hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mental diantaranya dengan rutin olahraga, menjaga pola makan.

Selain itu, memilah informasi terkait pandemi Covid-19 juga dapat dilakukan guna mencegah kecemasan yang berlebihan. Dengan begitu, dapat terhindar dari berita palsu atau hoaks yang dapat menyebabkan panik dan cemas.

"Jangan lupa untuk menjaga komunikasi yang baik dengan teman, walaupun sekadar berbagi keluh kesah," ujarnya.

Sementara itu, upaya untuk membantu orang lain dalam menjaga kesehatan mental di tengah pandemi ini juga penting dilakukan. Menurut Muthia, menjadikan diri sebagai tempat untuk bercerita bagi orang lain dapat mengurangi panik dan cemas yang berlebihan dari orang lain, terutama orang terdekat.

"Membantu orang lain menjaga kesehatan mental adalah menyediakan diri sebagai sarana untuk tempat bercerita dan berbagi keluh kesah, maupun beban psikologi lainnya, bersikap aktif dan berempati, memberikan rasa aman dan nyaman, serta saling memberikan dukungan," ucap dia.

Walaupun begitu, stres, rasa khawatir, panik dan cemas yang berlebihan menjadi efek psikologi yang wajar dihadapi. Perubahan pola keseharian yang berbeda, kata Muthia, membuat tekanan menta menjadi terganggu.

"Manusia akan mengaktifkan mode fight dalam melawan semua permasalahan sebagai upaya mendeteksi dini kesehatan mentalnya," kata Muthia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement