REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China adalah salah satu negara dengan populasi kendaraan listrik terbesar. Tak heran, sejumlah pabrikan pun tertarik untuk memboyong produk electric vehicle (EV) ke negara tersebut.
Dilansir dari CNBC pada Kamis (1/10), salah satu brand yang concern untuk memasarkan mobil listrik di China adalah Porsche. Pabrikan Jerman itu menilai, saat ini potensi pasar mobil mewah dan EV China cukup menjanjikan.
Hal ini didasari oleh pandemi yang membuat adanya perubahan perilaku konsumen. Mengingat, pandemi membuat orang lebih memilih kendaraan pribadi ketimbang transportasi umum.
Di satu sisi, kaum jetset China yang biasanya membelanjakan uangnya untuk traveling pun akan berpikir dua kali. Hingga kemudian, anggarannya itu pun digunakan untuk membeli mobil high end atau EV yang memang menyasar kaum jetset.
Atas dasar itulah, diperkirakan capaian penjualan kendaraan di China tahun ini dapat menyamai capaian tahun 2019. Bahkan, ada kemungkinan, penjualan 2020 bisa lebih tinggi ketimbang tahun lalu.
Pandangan itu pun membuat Porsche percaya diri untuk terjun dalam ajang Beijing International Automotive Exhibition 2020. Lewat ajang itu, Porsche sekaligus menegaskan komitmenya untuk serius dalam menggarap pasar EV di China.
Bahkan, Porsche berencana akan menghadirkan Taycan dengan harga yang lebih kompetitif. Jika sebelumnya Taycan ditawarkan dengan harga sekitar 160 ribu dolar AS, maka nantinya pasar China juga akan diramaikan oleh Taycan base version dalam rentang harga yang mendekati harga Tesla di China.
Dengan strategi produk dan harga yang tepat, Porsche optimistis nantinya hal ini mampu memberikan penetrasi yang optimal dalam pasar EV di China. Apalagi, ketatnya kompetisi pasar EV juga didukung oleh Pemerintah China yang menganggap bahwa EV adalah salah satu penunjang inovasi bagi negara tersebut.