REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Makna percaya diulangi dalam Alquran terutama tentang para Nabi. Misalnya, tentang Nabi Nuh. "Mereka berkata, "apakah kami akan beriman kepadamu, padahal yang mengikuti kamu ialah orang-orang yang hina?" (QS. 26:111).
Itu bermakna, bagaimana kami akan percaya pada Anda, percaya dan merasa aman dengan Anda, ketika yang paling kejam (terendah) yang mengikutimu? Menurut Matthews, arti dari 'percaya' itu, yakni mempercayai seseorang (atau tidak). Hal demikian juga seperti tersirat dalam Alquran surah 6:82 untuk Nabi Ibrahim, QS 12:17 untuk Yusuf, Nabi Musa (QS 44:21 dan 23:47), dan juga untuk Nabi Muhammad SAW (QS 2:104 dan 9:61).
Dua makna "percaya" ditemukan dalam Alquran surah 9:61, di mana Allah berfirman: "Di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang menyakiti Nabi dan mengatakan: "Nabi mempercayai semua apa yang didengarnya". Katakanlah: "Ia mempercayai semua yang baik bagi kamu, ia beriman kepada Allah, mempercayai orang-orang mukmin, dan menjadi rahmat bagi orang-orang yang beriman di antara kamu". Dan orang-orang yang menyakiti Rasulullah itu, bagi mereka azab yang pedih."
Matthews menjelaskan, ini adalah contoh dari percaya (yakin) dan memiliki keyakinan (kepercayaan). Ayat ini menunjukkan percaya pada Tuhan adalah menyembah Dia dan percaya pada orang lain adalah mempercayai mereka.
"Karena ekspresi luar dari iman adalah hubungan dengan orang lain, kita harus hidup dalam kepercayaan, keselamatan, keamanan dan kedamaian dan inilah yang harus menjadi perhatian kita masing-masing," lanjut Matthews.
Sementara itu, ia mengatakan ekspresi batin dari iman adalah apa yang sebenarnya diyakini seseorang. Bagi seorang Muslim, percaya kepada Tuhan berarti mengakui Tuhan adalah satu-satunya Tuhan. Sementara evaluasi atas kebenaran yang diyakini umat Muslim ini akan dipertanggungjawabkan di Hari Kiamat kelak oleh Allah SWT.
Matthews menegaskan, keyakinan pada Islam setara dengan perdamaian di antara manusia. Pada saat yang sama, menjadi orang beriman berarti hamba Allah dan orang yang damai dan dipercaya.
Demikian pula kata 'Islam' dapat ditunjukkan memiliki dimensi batin tentang hubungan dengan Tuhan dan dimensi luar tentang hubungan dengan manusia. Menurutnya, dimensi batin adalah konsekuensi alami dari secara sukarela menyerahkan diri pada perintah Tuhan (QS. 6:161-163).
Dalam Islam, semua Nabi Allah datang dengan pesan yang sama, yakni sembahlah Satu Tuhan dan ikuti teladannya, yang berpuncak pada wahyu terakhir (Alquran) sampai Nabi terakhir (Muhammad SAW). Dalam Alquran surah 3:19) disebutkan, bahwa agama yang diridhai di sisi Allah hanyalah Islam.
Menurut Matthews, Islam dalam konteks ini adalah cara hidup. Sementara dalam Alquran surah 5:3 dinyatakan, "Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu."