REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menyampaikan peran penting lembaga filantropi dalam membantu penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Baznas, Prof. Dr. Bambang Sudibyo MBA. CA saat menjadi panelis dalam webinar yang diinisiasi oleh jaringan filantropi Asia yakni Asian Venture Philanthropy Network (AVPN) bekerjasama dengan Badan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP).
Mengangkat tema “Strengthening the Capability of Governments to Engage Philanthropic Capital During Covid-19” webinar ini juga menghadirkan panelis lainnya yakni Deputy CEO Community Foundation Singapore, Joyce Teo, Chief Executive Chen Yet-Sen Family Foundation, Jennifer Chen dan dimoderatori oleh Technical Advisor Development Finance UNDP Indonesia, Muhammad Didi Hardiana, Rabu (30/9) lalu, dalam siaran pers.
Berlangsung selama kurang lebih enam puluh menit, webinar ini sebagai ajang saling bertukar informasi dan berbagi pengetahuan antar lembaga filantropi untuk menginformasikan dan memperkuat respons kolaboratif dan langkah-langkah pemulihan, terutama untuk sektor yang paling terdampak akibat pandemi ini.
Dalam pemaparannya, Bambang Sudibyo menyampaikan potensi pertumbuhan zakat, infak, dan sedekah di Indonesia yang selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini didukung oleh posisi Indonesia yang merupakan negara muslim terbesar di dunia, karena hampir lebih dari 87 persen warganya adalah Muslim.
Untuk itu penting adanya strategi filantropi islam di Indonesia dalam pengelolaan zakat, infak, dan sedekah tersebut, sebagai salah satu instrumen dalam membantu mencegah krisis kemanusiaan terutama dalam kondisi pandemi saat ini.
“Sebagai organisasi pengelola zakat milik negara, Baznas terus melakukan koordinasi dengan pemerintah dan juga lembaga amil zakat (LAZ) lainnya dalam upaya membantu penanganan Covid-19. Berbagai aksi dan program dilakukan Baznas baik dari sisi ekonomi, pendidikan, kemanusiaan, sosial, dan dakwah, dalam konteks mencegah penyebaran dan membantu mereka yang terdampak karena krisis Covid-19,” ujar Bambang.
Bambang menuturkan presentase besarnya bantuan yang telah dilakukan oleh Baznas Pusat dalam membantu penanganan Covid-19, program Darurat Sosial Ekonomi mencakup 71 persen dari total bantuan, Program Darurat Kesehatan sebesar 25 persen, keberlangsungan program existing sebesar 4 persen.
Program Darurat Kesehatan yang telah dijalankan Baznas meliputi layanan kesehatan, pendistribusian Alat Pelindung Diri (APD), penyemprotan disinfektan, pendistribusian masker dan hand sanitizer, layanan jenazah, wastafel sehat, edukasi kesehatan, serta program kesehatan lainnya.
Sementara untuk program Darurat Sosial Ekonomi diwujudkan dalam bentuk bantuan Paket Logistik, Bantuan Tunai Langsung, Cash For Work, makanan siap saji serta bantuan langsung lainnya.
“Agar tidak terjadi dampak krisis yang semakin berat, lembaga filantropi harus gerak cepat dalam merespon dan membantu masyarakat yang terdampak krisis Covid-19 lewat program-program bantuan. Karena ini sudah menjadi pandemi global, mari terus rapatkan barisan berjuang bersama untuk membantu lebih banyak lagi masyarakat yang terdampak," tutup Bambang.