Jumat 02 Oct 2020 22:15 WIB

Waspadai Penyebab Penyakit Jantung

Banyak orang baru tahu menderita penyakit jantung setelah mengalami serangan hebat.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Dwi Murdaningsih
Nyeri di dada, bisa jadi pertanda sakit jantung
Foto: Boldsky
Nyeri di dada, bisa jadi pertanda sakit jantung

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jantung menjadi salah satu organ tubuh yang sangat vital untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Namun, penyakit jantung menjadi salah satu penyakit tidak menular (PTM) tertinggi kasusnya di Indonesia.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementrian Kesehatan (Kemenkes) Cut Putri Arianie mengatakan penyebab penyakit jantung ada beberapa hal.

Baca Juga

“Penyakit jantung adalah termasuk salah satu PTM yang disebabkan oleh pola makan tidak sehat seperti gula garam lemak (GGL) yang berlebihan, kurangnya atktivitas fisik, merokok, berat badan berlebih, peningkatan tekanan darah, dan prediabetes," kata dia, dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Jumat (2/10).

Sementara itu, dokter spesialis jantung Vito A. Damay menambahkan, biasanya seseorang tidak menyadari dirinya menderita penyakit karena keluhannya tidak khas atau tidak terasa. Mereka baru akan menyadari kalau menderita penyakit jantung setelah mengalami serangan hebat.

"Untuk itu salah satu cara utama untuk mencegah penyakit jantung selain menjaga pola hidup sehat adalah dengan deteksi awal melalui medical checkup," katanya.

Sementara itu, Tara Kessaram dari organisasi kesehatan dunia PBB (WHO) Indonesia memberikan beberapa contoh yang bisa dilakukan masyarakat untuk menghindari penyakit jantung. Diantaranya jauhi rokok, beraktivitas fisik secara rutin, menjalani diet sehat, dan mengkampanyekan gaya hidup sehat melaui kegiatan-kegiatan positif di lingkungan mereka.

"Pemeriksaan kesehatan secara rutin sejak dini juga merupakan bagian penting dari pencegahan penyakit jantung," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia, Esti Nurjadin menambahkan, pihaknya mengkampanyekan pentingnya pencegahan penyakit jantung dan kardiovaskular dengan fokus utama pada generasi muda yang masih di usia produktif. Program Yayasan Jantung Indonesia adalah mengajak generasi milenial untuk menjadi agen-agen perubahan di bidang kesehatan jantung.

"Sehingga bisa menjadi smart influencer untuk lingkungan keluarganya, lingkungan tempat kerja, lingkungan tempat tinggal atau lingkungan sekolah, baik melalui media virtual maupun tradisional," ujarnya.

Ia mengakui, tantangan kaum muda Indonesia saat ini yaitu dihadapkan dengan berbagai permasalahan kesehatan pada kaum muda. Diantaranya adalah gaya hidup tidak sehat, seperti kebiasaan merokok, kurang bergerak, makanan yang tidak sehat dan proposional, yang menyebabkan penyakit, salah satu diantaranya adalah penyakit jantung.

Jumlah penduduk usia remaja di Indonesia diprediksi mencapai hampir 30 persen dari total penduduk pada saat bonus demografi terjadi. Berdasarkan estimasi Kemenkes 2013, sebanyak 39 persen penderita jantung di Indonesia berusia kurang dari 44 tahun.  Yang mengejutkan, 22 persen di antaranya berumur 15–35 tahun, yang merupakan masa fisik produktif dalam kehidupan manusia. 

Jumlah penderita jantung tertinggi ada pada kelompok usia 45–65 tahun. Persentasenya 41 persen. Selisih yang tak berbeda jauh antara umur 45 tahun ke bawah dan 45 ke atas jadi penegas bahwa tren resiko penyakit jantung datang pada usia produktif semakin meningkat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement