REPUBLIKA.CO.ID, BREBES - Tak dapat dimungkiri hasil olahan komoditas perkebunan selalu diminati dunia dan kaya akan manfaatnya, tanpa terkecuali serai wangi, komoditas perkebunan ini cukup digemari saat ini. Manfaat minyak serai wangi sangat beragam antara lain sebagai bahan baku industri sabun, parfum, kosmetik, antiseptik, aromaterapi, dan sebagai bahan aktif pestisida nabati. Adapun saat ini perusahaan besar banyak menggunakan minyak serai wangi sebagai bahan baku industri rumah tangga seperti sabun atau produk lain.
Kementerian Pertanian (Kementan) pun terus berupaya mendorong petani untuk melakukan pengembangan komoditas maupun agribisnis tanaman pertanian termasuk perkebunan dengan terus meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu hasil secara optimal dan berkesinambungan.
Sesuai arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo pada kunjungannya ke Provinsi Maluku akhir Mei lalu. Mentan meminta jajarannya agar sigap melakukan pendampingan dan terus berupaya menjaga ketersediaan dan stabilitas pasokan serta peningkatan produksi maupun produktivitas komoditas pertanian termasuk perkebunan. “Tingkatkan nilai tambah, daya saing dan keunggulan setiap komoditas pertanian, harus memperkuat sektor hulu dan mengembangkan sektor hilir sehingga ada nilai tambah,” ujar Mentan Syahrul.
Menindaklannjuti arahan Mentan, Direktorat Jenderal Perkebunan melalui Tim Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah melakukan pengawalan dan monitoring pengembangan komoditas perkebunan, salah satunya komoditas serai wangi di Jawa Tengah pada bulan Juli lalu.
Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu sentra pengembangan kapas dan komoditi Atsiri, diantaranya komoditi nilam dan serai wangi. Tanaman serai wangi turut dikembangkan di Provinsi Jawa Tengah, yang saat ini luasnya mencapai 278,45 Ha dengan jumlah produksi 23,812 Ton minyak/ Pertahun. Pada Provinsi Jawa Tengah dikembangkan di Kab. Semarang, Cilacap, Purbalingga, Brebes, Batang, Boyolali dan Kendal, namun Kabupaten yang mendapatkan APBN TA 2020 hanya Kabupaten Brebes dan Kendal.
Adapun pengembangan Serai Wangi seluas 10 Ha di alokasikan di Kabupaten Kendal 5 Ha sedangkan Kabupaten Brebes seluas 5 Ha dan telah realisasi. Kabupaten Brebes merupakan salah satu sentra pengembangan Nilam dan Serai Wangi di Provinsi Jawa Tengah.
Menurut data Ditjen Perkebunan, luas areal dan produksi Nilam perkebunan rakyat Tahun 2018 di Kabupaten Brebes mencapai 47,70 Ha dengan Produksi 1.097 Ton Daun Kering sedangkan Serai Wangi luasnya mencapai 69,60 Ha dengan produksi 68.40 Ton Daun Kering.
Kecamatan Larangan Desa Pamulihan dan Wilahar merupakan salah satu Kecamatan yang merupakan sentra tanaman serai wangi, dengan CPCL kelompok Tani Tani Maju dan Watu Geni yang tadinya beranggotakan kurang lebih 50 orang sampe sekarang tinggal beberapa orang yang masih menanam sereh wangi.
Serai wangi di Kabupaten Brebes telah dikembangkan, walau dihadapkan dengan berbagai tantangan, tak mematahkan semangat pekebun untuk terus mengembangkan serai wangi. Salah satunya, saat ini Petani serai wangi bermitra dengan Solidaritas Perempuan untuk Perempuan dan Hak Asasi Manusia (SPEK-HAM).
Solidaritas Perempuan untuk Perempuan dan Hak Asasi Manusia (SPEK-HAM) telah berdiri sejak 20 November 1998 sampai sekarang yang saat ini di pimpin oleh Ibu Rahayu Purwaningsih SPEK-HAM merupakan sarana/apa SPEK-HAM memiliki fokus isu salah satunya pada pemberdayaan ekonomi masyarakat untuk pengentasan kemiskinan melalui pengelolaan potensi lokal dimaksudkan untuk pemberdayaan masyarakat melalui program pelatihan pengolahan sereh wangi.
“Melalui SPEK-HAM ini petani serai wangi di Brebes dapat mengikuti pelatihan dan pemberdayaan untuk mengembangkan hasil olahan minyak serai wangi sehingga memiliki nilai jual lebih,” kata Rahayu Purwaningsih selaku direktur utama SPEK-HAM. Saat ini hasil olahan tersebut berupa sabun, karbol, pewangi ruangan dan produk turunan dari minyak serai wangi lainnya.
SPEK-HAM bekerjasama dengan Dinas Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BAPPERLITBANGDA) KAB. BREBES mengadakan pelatihan produk hilir/turunan sereh wangi Sabun mandi Sereh wangi pada tanggal 13 Maret 2019 di Aula kantor kecamatan larangan yang di ikuti oleh 30 peserta dari Desa Cenang Kec. Songgom dan Desa Wlahar Kec. Larangan.
Beberapa bulan kemudian SPEK-HAM dengan DINAS BAPPERLITBANGDA mengadakan pelatihan produk hilir/turunan sereh wangi yaitu Karbol Sereh wangi untuk pembersih lantai pada tanggal 19 Juli 2019.
Menurut Rahayu Purwaningsih, dengan adanya SPEK-HAM diharapkan kedepannya dapat memberikan manfaat bagi masyarakat/petani agar lebih kreatif dalam mengolah hasil panen untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.
Harapan petani serai wangi kedepannya menginginkan agar harga minyak sereh wangi dapat stabil. Mereka juga berharap agar mudah dalam pemasaran, dan mengharapkan dukungan dari Pemerintah pusat melalui APBN serta Dinas terkait lainnya. Khususnya dalam bentuk bantuan sarana pertanian/alat-alat pertanian salah satu contohnya Pompa air untuk perawatan sereh wangi di saat musim kemarau.
Selain itu, perlunya pemasaran untuk produk yang telah dihasilkan sehingga produk tak hanya dijual lewat kalangan terbatas, tapi bisa menjangkau pasar lebih luas. Untuk itu diharapkan kedepannya Pemerintah dapat lebih mensupport produk-produk hasil turunan serai wangi.
Tentunya baik pemerintah pusat maupun daerah akan terus berupaya dalam mendukung/mendorong para pekebun sehingga hasil olahan komoditasnya memiliki nilai tambah yang berdaya saing serta dapat membantu pendapatan dan menyejahterakan pekebun.
Yulia Hendrawati, selaku Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab. Brebes menuturkan bahwa salah satu peran dinas kabupaten antara lain melakukan pendampingan dan pembinaan budidaya serta pascapanen sereh wangi. "Selain itu dinas juga turut mempromosikan produk melalui pameran dan memfasilitasi Alsin untuk budidaya," kata dia.