Selasa 06 Oct 2020 08:15 WIB

Tiga Golongan yang tidak akan Rasakan Kengerian Kiamat

Peristiwa pada hari kiamat digambarkan Alquran dan hadits sangat mengerikan.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Ani Nursalikah
Tiga Golongan yang tidak akan Rasakan Kengerian Kiamat
Tiga Golongan yang tidak akan Rasakan Kengerian Kiamat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peristiwa pada hari kiamat digambarkan Alquran dan hadist sangat mengerikan bagi semua makhluk di dunia, terutama manusia. Namun, ada tiga golongan orang yang tidak akan merasakan kengerian hari kiamat karena amalan salehnya yang dilakukan selama di dunia.

Apa saja amalan yang dilakukan oleh tiga golongan itu? Nabi Muhammad SAW menyampaikan detail apa saja yang dilakukan oleh tiga golongan itu.

Baca Juga

Seperti disampaikan dari Ibnu Umar ra ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Ada tiga golongan yang tidak akan merasa ketakutan karena kedahsyatan yang besar pada hari kiamat dan tidak akan dihisab. Mereka akan berada di atas bukit yang terbuat dari kasturi sampai selesainya hisab terhadap seluruh makhluk. Mereka adalah orang yang menghafal Alquran karena mengharapkan keridhaan Allah dan menggunakan hafalannya itu untuk mengimami suatu kaum dan kaum itu senang dengan keimanannya. Kedua, yang menyeru kepada sholat karena mengharapkan keridhaan Allah. Ketiga, seorang sahabat sahaya yang menjaga hubungan baik dengan Tuhannya serta hubungan baik dengan tuannya," (HR Tirmidzi).

Syekh Maulana Muhammad Yusuf Al Kandahlawi dalam kitabnya Muntakhab Hadist mengatakan, secara ringkas dan diriwayatkan pula oleh Thabrani dalam kitab Al-Mujamul-Ausath dab Al-Mu'jamus-Shaghir, dalam sanadnya terdapat Abdus Somad bin Abdusb-Shamad bin Abdul Aziz Al Muqri, ia disebutkan oleh Ibnu Hibban dalam kitab Ats-Tsiqat Majma'uz-Zawa.

Dari Abdullah bin Umar ia berkata, Rasulullah bersabda, ada tiga golongan yang akan berada di atas perbukitan dari kasturi (Zadzan berkata) aku kira Ibnu Umar berkata: "Pada hari kiamat orang-orang dari generasi pertama hingga terakhir pun ingin mendapatkan karunia seperti mereka. Yaitu: pertama laki-laki yang menyerukan adzan untuk salat lima waktu setiap hari siang dan malam, kedua dan laki-laki yang mengimami suatu kaum kaum, dan kaum itu senang dengan keimanannya dan ketiga hamba sahaya yang menunaikan kewajiban kepada Allah serta kewajiban kepada Tuhannya." (HR Tirmidzi, dia berkata: ini adalah hadis Hasan Gharib, bab hadits-hadits tentang sifat tiga orang yang dicintai Allah).

Syekh Maulana Muhammad Yusuf menerangkan, berdasarkan kitab Badzlul-Majhud, imam yang disebut dalam hadits di atas adalah penanggung jawab, yakni bertanggung jawab atas seluruh urusan sholat jamaah, serta menjaga rukun sunnah dan jumlah rakaat untuk para makmum. Juga ketika berdoa ia menjadi perantara. 

Muadzin adalah orang yang dipercaya, yakni Muhajirin adalah orang-orang yang diberi amanah untuk menjaga waktu-waktu sholat. Orang-orang berpedoman kepada suaranya dalam urusan waktu sholat puasa dan seluruh kewajiban-kewajiban yang ditentukan waktunya. 

Dari Jabir ra, ia berkata: Aku mendengar Nabi SAW bersabda, "Apabila setan mendengar seruan adzan untuk sholat ia pergi menjauh sampai ke tempat yang bernama Rauha. Perawi yang bernama Sulaiman (Al-A'masy) ra berkata: "Aku bertanya kepada Abu Sufyan bin Nafi mengenai Rauha. Ia pun menjawab," Sebuah tempat yang berjarak 36 mil dari Madinah." (HR. Muslim, bab keutamaan adzan).

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement