REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Pemerintah Kota Pekanbaru menyatakan layanan laboratorium biomolekuler akan dikhususkan bagi hasil uji usap tenggorokan (swab) pasien Covid-19 setempat yang berada di Ibu Kota Provinsi Riau ini.
"Kita hanya melayani pemeriksaan sampel dari Pekanbaru saja," kata Sekretaris Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru dr Zaini Rizaldy Saragih di Pekanbaru, Selasa (7/10).
Dikatakan Zaini, laboratorium itu nantinya hanya mampu melayani pemeriksaan sampel swab hingga 1.000 sampel dalam sehari.
"Makanya laboratorium biomolekuler itu akan ditempatkan di Rumah Sakit Daerah (RSD) Madani Pekanbaru, Jalan Garuda Sakti KM2 Kecamatan Tampan. Sehingga yang akan dites hanya hasil uji usap tenggorokan pasien Covid-19 yang berasal dari Pekanbaru," katanya.
Namun demikian, lanjut dia, seiring pengadaan laboratorium biomolekuler Pemko Pekanbaru tetap melakukan koordinasi dengan pemerintah Provinsi dalam penanganan Covid-19.
Jika ada sampel swab yang tidak terlayani oleh Pemprov Riau untuk pemeriksaan, maka akan diambil alih laboratorium milik Pemko Pekanbaru. "Mana yang tak bisa ditangani provinsi, kita bantu pasien khusus wilayah Pekanbaru saja," kata dia.
Sebelumnya, Wali Kota Pekanbaru Firdaus MT mengatakan Pemko sudah menganggarkan Rp 10 miliar untuk pengadaan laboratorium biomolekuler
Kata Wako, selama ini Pemko Pekanbaru hanya mengandalkan alat dari laboratorium biomolekuler yang dimiliki Pemprov Riau di RSUD Arifin Achmad.
"Pemeriksaan sampel uji usap tenggorokan di laboratorium itu hanya memiliki kapasitas 1.500 hingga 1.600 sampel sehari. Sementara sampel swab yang masuk dari seluruh kabupaten/kota di Provinsi Riau mencapai 4.000 sampel dalam sehari," kata Wako.
Jadi sampel yang masuk itu menumpuk, dengan lab kapasitas 1.600 sehari, maka sampel swab yang kami kirimkan menunggu hingga tiga hari baru keluar hasilnya.
"Maka tidak lama pagi Pekanbaru miliki laboratorium sendiri agar mampu melayani pasien Covid-19 asal setempat, yang trennya terus meningkat," tukasnya.